Guru SD di Serdang Bedagai hukum murid jilati WC hingga muntah
Murid SD diperintahkan guru membawa tanah subur atau kompos untuk tanaman bunga di sekolah. Namun salah satu murid berinisial MBP tidak membawanya. Bocah itu disuruh 12 kali menjilati WC.
Hukuman yang dijatuhkan guru di SD Negeri 104302 di Desa Cempedak Lobang, Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumut, dinilai telah melampaui batas. Dia diduga tega menghukum muridnya menjilati WC.
Berdasarkan informasi dihimpun, hukuman itu diberikan guru berinisial RM kepada seorang murid kelas IV, MBP. Peristiwa itu terjadi saat jam belajar sekolah, Jumat (9/3).
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Bagaimana profesor tersebut memulai percakapan dengan anak laki-laki itu? Zhao Baisheng, seorang profesor dan pembimbing doktoral di Institut Sastra Dunia Fakultas Bahasa Asing Universitas Peking terkesima dengan konsentrasi bocah itu saat membaca dan apa yang dibacanya, Zhao pun memulai percakapan."Kamu kelas berapa, anak muda?" tanya Zhao.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki anak? Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
SH, ibunda MBP mengatakan, putranya diperintahkan RM membawa tanah subur atau kompos untuk tanaman bunga di sekolah. Namun MBP tidak membawanya.
Dengan alasan kesalahan itu, RM menghukum MBP. Bocah itu disuruh 12 kali menjilati WC. Hukuman itu sampai ke telinga orang tua MBP. Mereka juga mendapat pengakuan langsung dari putranya.
"Anak saya bilang ya (menjilat WC). Tapi pas yang keempat kali anak saya langsung muntah," ujar SH.
Mendengar pengakuan putranya, perasaan SH dan suaminya bercampur aduk. Mereka marah dan sakit hati.
Perempuan ini mengaku sangat terpukul mendengar hukuman yang diberikan kepada anaknya. Menurutnya hukuman itu tidak pantas. Dia meminta agar guru yang melakukan perbuatan itu diberi sanksi.
"Saya ya marah, terpukul, sakit hati bercampur aduk. Apa kali rupanya salah anak saya kok hukuman seperti itu. Apa nggak ada hukuman lain? Kalau disuruh cuci WC, disetrap saya terima. Tapi ini kan keterlaluan, enggak berperikemanusiaan," ucap SH.
Baca juga:
Selain minta perlindungan, guru NU undang Wapres JK ke Rakernas
Marak kasus kekerasan, guru NU minta perlindungan Wapres JK
Tak terima anak ditegur, orangtua murid di Kalbar tonjok guru hingga masuk RS
Emosi, orangtua siswa hantam meja kaca ke kepala guru SMP 4 Lolak
Tak terima anak dipukul, orangtua polisikan guru SMKN 3 Semarang
Tak indahkan panggilan karena awasi ujian, guru di Bengkulu dibogem kepala sekolah