Guru Supriyani Siapkan Balasan Jika Divonis Bebas, Bakal Tuntut Balik Perekayasa Kasus Penganiayaan Anak
Jika divonis bebas murni, Supriyani sudah menyiapkan langkah selanjutnya.
Guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito Konawe Selatan, Supriyani menunggu jadwal putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Andoolo. Jika divonis bebas murni, Supriyani sudah menyiapkan langkah selanjutnya.
Kuasa hukum Supriyani, Andre Darmawan mengatakan, setelah membacakan pleidoi atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Supriyani sudah menyiapkan langkah selanjutnya. Menurut Andre, langkah ini diambil setelah kasus tersebut mengakibatkan keluarga Supriyani menderita.
- Kubu Guru Supriyani Aneh Jaksa Tuntut Bebas: Seharusnya Nyatakan Tidak Ada Penganiayaan
- Guru Supriyani Buka-bukaan Soal Uang Damai Rp50 Juta, Suami Diminta Kapolsek Baito Rp2 Juta
- Usai Cabut Surat Perdamaian dengan Keluarga Polisi, Guru Supriyani Disomasi Pemkab Konsel
- Belum Usai Kasus Supriyani, Kini Guru Agama di Muna Sultra Dipolisikan Orangtua Murid
"Selanjutnya kita akan menempuh langkah-langkah lain. Begini ya, Ibu Supriyani ini kan sudah menderita sejak bulan 4 (April)," ujar Andre kepada wartawan.
Andre mengungkapkan akibat kasus ini, suami Supriyani mengalami tekanan dan tidak bisa bekerja. Selain itu, Supriyani juga tidak bisa mengajar karena ditahan akibat kasus yang menjeratnya.
"Suaminya tertekan. Suaminya tidak bisa bekerja. Ibu Supriyani tidak fokus (mengajar) karena ditahan," tutur Andre.
Untuk itu, Andre mengatakan Supriyani sudah menyiapkan langkah hukum selanjutnya jika divonis tidak bersalah. Andre mengungkapkan langkah selanjutnya yakni menggugat balik pihak yang telah merekayasa kasus ini.
"Ibu Supriyani harus diberikan keadilan dengan perlakuan sama terhadap orang. Misalnya orang yang sudah melakukan rekayasa terhadap ibu Supriyani," tegas Andre.
Pengacara Yakin Supriyani Tidak Bersalah
Diberitakan sebelumnya, Andre Darmawan mengaku yakin kliennya tidak terbukti melakukan perbuatan kekerasan terhadap muridnya seperti yang dituduhkan. Ia mengaku dalam sidang tadi, sudah memaparkan poin pembelaan.
"Kami akhirnya tiba pada kesimpulan akhir bahwa ibu Supriyani secara sah dan meyakinkan tidak terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan atau melakukan kekerasan terhadap seorang anak. Jadi itu kesimpulannya," ujarnya kepada wartawan.
Andre memaparkan sejumlah poin penting dalam pleidoi, salah satunya adalah keterangan saksi yang disumpah. Ia menyampaikan dari keterangan saksi yang merupakan guru menyebutkan tidak ada kejadian kekerasan dilakukan Supriyani terhadap korban.
"Kita bicara dulu soal keterangan saksi yang disumpah, karena itu punya nilai pembuktian sebagai keterangan saksi. Jelas semua keterangan saksi yang disumpah, guru-guru tadi menyampaikan bahwa tidak ada kejadian itu," tuturnya.
Sementara terkait keterangan kedua orang tua korban, Andre menilai hal tersebut hanya sebuah testimoni. Ia beralasan kedua orang tua korban tidak melihat secara langsung kejadian.
"Kalau keterangan orang tuanya itu, dua orang itu kan tidak punya nilai pembuktian. Keterangannya adalah testimoni, karena dia tidak melihat secara langsung," tegasnya.
Selain keterangan saksi, Andre juga menjelaskan keterangan ahli dari Reza Indragiri. Reza Indragiri adalah seorang ahli psikologi forensik.
"Kesimpulan dari Reza Indragiri, keterangan anak tidak bisa diandalkan dalam perkara ini karena kualitasnya dipertanyakan," kata Andre.
Tak hanya itu, keterangan ahli forensik juga menjelaskan bahwa luka yang ada pada korban bukan akibat dipukul sapu. Berdasarkan keterangan ahli forensik, bahwa luka tersebut akibat gesekan benda kasar.
"Kemudian ada ahli forensik jelas kesimpulan ahli forensik mengatakan bahwa luka ini bukan luka akibat yang diakibatkan pukulan sapu. Tapi karena luka disebabkan oleh sebab lainnya seperti gesekan benda yang kasar," bebernya.
Andre juga membeberkan keterangan saksi anak yang dinilainya tidak berkesesuaian. Pasalnya, ada keterangan anak yang menyebut kejadian kekerasan dilakukan Supriyani pada pukul 08.30 Wita.
"Sementara, ibu gurunya mengatakan tidak ada kejadian itu. Kemudian ada yang mengatakan pukul 10.00 Wita, tapi gurunya mengatakn kalau pukul 10.00 Wita anak kelas 1 sudah pulang semua," tuturnya.
Andre menilai poin-poin tersebut menjadi pembuktian bahwa kejadian kekerasan dilakukan Supriyani kepada muridnya sebenarnya tidak ada. Ia pun meminta kepada majelis hakim agar bisa memberikan vonis bebas atau tidak bersalah kepada Supriyani.
"Jadi kami minta hakim bisa membebaskan ibu Supriyani. Harusnya bebas murni," ucapnya.