Gus Mus: Pembina Pramuka yang Ajarkan 'Islam Yes Kafir No' Tak Paham Agama
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, menyebut apa yang diajarkan oleh pembina pramuka tersebut adalah hal yang gila atau gendheng. Kiai kharismatik asal Rembang ini menilai tak ada kaitan antara pramuka dengan urusan agama.
Seorang pembina pramuka mengajarkan yel-yel bernada SARA saat mengikuti Kursus Mahir Lanjut (KML) yang digelar Kwarcab Kota Yogyakarta di SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta pada Jumat (10/1).
Yel-yel Pramuka itu menjadi viral usai seorang wali murid keberatannya melalui status WhatsAppnya.
-
Siapa saja yang hadir dalam pertemuan dengan Gus Mus? Tokoh yang hadir antara lain mantan Menteri Agama Lukmanul Hakim, sastrawan Goenawan Mohammad, Nong Mahmada, Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekasa, dan Prof Sulistyowati Irianto.
-
Kapan Gua Umm Jirsan ditemukan? Arkeolog membuat penemuan baru di gua Umm Jirsan, ladang lahar Harrat Khayar, Arab Saudi utara.
-
Apa yang dibahas oleh tokoh-tokoh nasional saat bertemu Gus Mus? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Kapan Gibran bertemu Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
-
Apa yang digambarkan oleh Kesenian Sapi Gumarang? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, menyebut apa yang diajarkan oleh pembina pramuka tersebut adalah hal yang gila atau gendheng. Kiai kharismatik asal Rembang ini menilai tak ada kaitan antara pramuka dengan urusan agama.
"Salah karena dia (pembina) bandingkan dengan ini. Ada yang kafir itulah opo. Itu urusannya apa dengan Pramuka? Tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendheng (gila), wis gitu saja. Wong enggak ada hubungannya," ungkap Gus Mus di UII, Selasa (14/1).
Gus Mus menilai, pramuka seharusnya tak boleh mengajarkan yel-yel bernada Islam Yes, Kafir No. Gus Mus menyarankan agar para pengajar yang mengajarkan yel-yel itu untuk belajar agama lagi.
"Enggak bisa, enggak boleh. Kenapa? Orang yang ngomong begitu harus ngaji dulu. Ini akibatnya kalau ngomong soal agama tapi tidak belajar agama," terang Gus Mus.
"Itu yang menjadi masalah masyarakat kita. Ngaji dululah. Jangan mengungkapkan sesuatu hal yang tidak diketahui. Cuma ikut-ikut saja dia begitu kan ikut atasannya," sambung Gus Mus.
Gus Mus meminta agar dalam mengajarkan agama untuk menyesuaikan ajarannya dengan lawan bicara atau murid. Menurut Gus Mus tidak tepat anak-anak Pramuka diajarkan hal-hal tersebut.
"Ya itu namanya sudah kelihatan bahwa di depannya anak-anak kecil berarti dia (pembina Pramuka) nggak ngerti agama. Kenapa enggak ngerti agama? Karena harus disesuaikan dengan yang diajak ngomong jangan anak TK (SD) dikuliahi seperti perguruan tinggi. Anak kecil jangan diwarahi (diajari) yang nggak bener gitu," tutur Gus Mus.
Salah seorang pembina pramuka diduga mengajarkan yel-yel berbau SARA saat mengajar pramuka di SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta. Ajaran yel-yel berbau SARA ini sempat viral saat salah seorang wali murid berinisial K mengungkapkannya lewat status WA dan tersebar.
Dalam keluh kesahnya di status WA, K menuliskan kejadian tersebut. Kemudian status itu viral menjadi pergunjingan publik.
'Baru tau saya ada pembina pramuka yang ngasih pembinaan ke anak SD Negeri dengan mengajarkan tepuk rassi (rasis-red). Iya kebetulan tadi di sekolah kakak ada kedatangan pembina pramuka, lalu salah satu pembina mengajarkan tepuk Islam di mana di akhir tepuk ada yel-yel Islam Islam yes Kafir Kafir No, sebagai ortu siswa aku proteslah, ini nih biang kerok perpecahan dan penabur kebencian, ke-Bhinekaan Pramuka tercoreng oknum pembina berakal tumpul.'
Saat dihubungi, wali murid berinisial K ini menceritakan jika yel-yel Islam Yes Kafir No itu didengarnya pada Jumat (10/1). Saat itu K sedang menjemput anaknya yang bersekolah di SD Timuran. Saat menunggu anaknya pulang, K melihat ada acara pembinaan pramuka.
"Awalnya semua bernyanyi normal saja, lalu tiba-tiba ada salah satu pembina putri masuk dan ngajak anak-anak tepuk Islam. Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel 'Islam Islam yes, kafir kafir No'. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior, saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebhinekaan Pramuka," ujar K, Senin (13/1).
Mahfud MD Ikut Komentar
Menkopolhukam, Mahfud Md ikut mengomentari polemik ini. Menurut Mahfud, seharusnya yel-yel tersebut tak diajarkan di kegiatan Pramuka.
Mahfud menjelaskan apa yang diajarkan oleh pembina Pramuka dalam kegiatan di SD Negeri Timuran ini merendahkan keberagaman di Indonesia. Mahfud menilai yel-yel itu bisa berdampak pada keutuhan bangsa.
"Merendahkan keberagaman dan keberagamaan. Itu tanggapan saya, tidak baik bagi keutuhan bangsa ini," ucap Mahfud di tempat yang sama.
Mahfud meminta agar pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel Islam Yes Kafir No ini dipanggil. Mahfud meminta agar pembina itu diberikan pembinaan.
"Pembinaan saja dulu dipanggil. Jangan-jangan gurunya (pembina pramuka) agak bego kali. Panggil saja gurunya dulu. Masa ada yel-yel begitu," tegas Mahfud.
Baca juga:
Viral Yel Berbau SARA di SDN Timuran, Pramuka Yogyakarta Minta Maaf
Viral Yel-yel 'Islam Yes Kafir No' di SDN Timuran Yogyakarta
Hina Polisi karena Kesal Ditilang, Sukron Akhirnya Diciduk
Memutus Rantai Sebaran Hoaks dan Ujaran Kebencian
Perjalanan Kasus Ahmad Dhani, dari Surabaya Hingga Bebas di Jakarta
Baru Bebas, Ahmad Dhani Langsung Jalani Hukuman Atas Kasus Ujaran Idiot