Gus Sholah Sindir Said Aqil: PBNU Harusnya Mengayomi Tak Memihak Satu Golongan
Yang jelas, masih kata Gus Sholah menegaskan, NU tidak boleh berpolitik praktis.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Solahuddin Wahid (Gus Sholah) menyesalkan sikap inkonsistensi Said Aqil Siradj soal politik kebangsaan Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Gus Sholah, Ketua Umum PBNU itu sering menyeret-nyeret organisasi Islam terbesar di Tanah Air tersebut ke dalam politik praktis yang mestinya netral.
"Saya lihat Pak Said bicara di salah satu televisi swasta, dia mengatakan bahwa politik NU adalah politik kebangsaan. Bukan politik kekuasaan," kata Gus Sholah saat menjadi narasumber di Acara Oase Bangsa bertema: Muslim Peduli Pemilu di Surabaya, Rabu (20/2).
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Siapa Farida Nurhan? Inilah salah satu sudut rumah Farida Nurhan di kampung halamannya, yaitu di Kota Lumajang. Rumah ini tampak sangat jauh dari citra tajir melintir dan popularitasnya sebagai seorang food vlogger yang dikenal.
-
Apa sikap AHY yang dipuji oleh Sudirman Said? Mengajak seluruh kader untuk “move on” memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik Juru Bicara Bacapres Anies Baswedan Sudirman Said memuji sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengajak kader memaafkan dan move on fokus menyongsong peluang menuju Pilpres 2024.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
Gus Sholah menilai, ucapan Said Aqil ini bertolak belakang dengan sikap politiknya saat Pilgub Jawa Timur 2018 lalu. Dia mengatakan, saat itu Said Aqil menyerukan agar warga NU memilih Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
"Lah ini kan bertentangan dengan ucapan yang pertama tadi kan," tegas Gus Sholah membuka memori Pilgub Jawa Timur yang akhirnya dimenangkan oleh Khofifah Indar Parawansa.
"Jadi menurut saya, ada pemahaman yang tidak tepat atau pemahaman berbeda antara pemahaman saya dengan pemahaman PBNU dan PWNU Jatim, yang mengatakan bahwa Pak Ma'ruf Amin jadi Cawapres itu, itu bukan politik kekuasaan tapi politik kebangsaan, itu demi kemauan bangsa," sambung Gus Sholah menirukan ucapan Said Aqil.
Menurut adik kandung almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, politik kebangsaan bukan soal dukung-mendukung calon yang akan berkontestasi seperti Pilgub maupun Pilpres. "Nah, ini kan beda banget pengertiannya. Menurut saya ini harus didudukkan," tegasnya.
Karena dengan mengatakan seperti itu, tegas cucu pendiri NU, Hasyim As'ari ini, sama halnya Said Aqil menyebar kabar bohong. "Itu (ucapan Kiai Said) hoaks menurut saya itu. Menurut saya hoaks padahal (NU) tidak. Itu yang bener yang mana? Ini kan bahaya!"
Yang jelas, masih kata Gus Sholah menegaskan, NU tidak boleh berpolitik praktis. "Kalau warga NU memilih Pak Ma'ruf Amin, itu wajar-wajar saya gitu loh, tidak perlu harus dikatakan warga NU harus memilih Pak Ma'ruf Amin oleh struktur NU, itu yang tidak benar. (Termasuk warga NU memilih Prabowo) ya silakan saja," tegasnya.
Lantas politik NU yang benar seperti apa, Gus Sholah memberi contoh. "Di Tebuireng, keluarga Tebuireng itu ada yang memilih Prabowo, ada yang milih Jokowi. Wajar-wajar saja."
"Yang tidak boleh (memilih) itu saya. Iya kan? Saya tidak boleh mendukung Jokowi dan juga tidak boleh mendukung Prabowo. Itu harusnya sikap PBNU, mengayomi siapa saja, tidak memihak satu golongan," tukasnya.
Kembali Gus Sholah menyesalkan sikap pro-kontra PBNU. Seperti ketika Said Aqil berpidato di Harlah Muslimat NU yang ditayangkan televisi. "Saya nontonnya di Youtube: NU harus menang! Loh menang iku pertandingan opo? Wong bertanding aja tidak, kok NU harus menang. Bagaimana ini," sesalnya sembari menegaskan bahwa NU harus mengayomi umat bukan untuk satu golongan atau satu partai politik.
Baca juga:
Ketum PBNU Ungkit Pernah Bela Ahmad Dhani Saat Ribut dengan FPI
Ketum PBNU Sarankan Fadli Zon Minta Maaf Langsung pada Mbah Moen
Penjelasan Said Aqil Soal Imam dan Khatib Selain dari NU Salah Semua
Sekjen PPP Bilang Pidato Said Aqil Hanya Humor, Biar Menarik dan Menyentak
Di Acara Harlah ke-93, Ketum PBNU Doakan Jokowi Mendapatkan Kemenangan
Ingatkan Said Aqil, Wapres JK Sebut Hukum Agama Tidak Hanya Dari NU
Respons Jokowi Didoakan Ketua PBNU Menang Pilpres 2019