Hadapi Gelombang ke-3, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Tingkatkan Tracing
"Aktivitas masyarakat jangan terlalu dilonggarkan. Kalau sekarang kan longgar sekali," ujarnya.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mendorong pemerintah meningkatkan kapasitas testing (pemeriksaan) dan tracing (penelurusan) Covid-19. Langkah ini untuk menekan potensi gelombang ketiga Covid-19.
"Testingnya harus 1 per 1.000 penduduk. Tracingnya harus standar, 1 kasus (Covid-19) ditracing minimal 15 atau 20 orang," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/10).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Selain itu, program pengendalian Covid-19 harus terus dijalankan. Misalnya, melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin, meningkatkan pelayanan kesehatan dan membatasi aktivitas masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level.
"Aktivitas masyarakat jangan terlalu dilonggarkan. Kalau sekarang kan longgar sekali," ujarnya.
Tri memprediksi, gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi pada Januari hingga Februari 2022. Gelombang ketiga ini terjadi akibat mobilitas masyarakat meningkat saat libur akhir tahun 2021.
Pada gelombang ketiga, kemungkinan Pulau Jawa akan mengontribusi Covid-19 tertinggi. Sebab, 2/3 penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa. Namun, peningkatan kasus di Pulau Jawa tidak akan diikuti kematian akibat Covid-19.
"Karena mungkin vaksinasi pada Desember (2021) sudah mencapai 50 persen," sambungnya.
Hari ini, pemerintah kembali mengevaluasi penerapan PPKM berbasis level di 34 provinsi di Indonesia. PPKM bertujuan untuk menekan laju penularan Covid-19.
Data Kementerian Kesehatan 17 Oktober 2021, total 4.234.758 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18.388 orang masih menjalani perawatan atau isolasi.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 harian sebesar 975 dengan positivity rate 0,57 persen.
Adapun bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 nasional hanya 5 persen per 16 Oktober 2021. Khusus keterpakaian tempat tidur ruang isolasi biasa sebesar 4 persen, sedangkan keterpakaian tempat tidur ruang ICU Covid-19 mencapai 8 persen.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Lia G. Partakusuma mengingatkan meski BOR rumah sakit rujukan Covid-19 menurun, masyarakat jangan lengah menerapkan protokol kesehatan.
"Tetap jangan euforia (karena) perjalanan atau mobilitas meningkat," pesannya.
Baca juga:
Menko Luhut Klaim Penanganan Pandemi Covid-19 di RI Alami Perbaikan
5 Langkah Pemerintah Hadapi Potensi Gelombang Ketiga Covid-19
Pemerintah Putuskan Kelanjutan PPKM Level 1-4 di Indonesia Senin Sore
Kabar Terbaru dari Mekkah, Bebas Masker & Sholat Kembali Rapat Tak Berjarak
Tak Ada Kasus Baru Covid-19 di Depok, Wali Kota Imbau Warga Tetap Jaga Prokes