Hampir 2 pekan listrik di Tanjung Balai Karimun suka 'byar pet'
Warga yang kesal menggeruduk kantor PLN di malam hari.
Sudah dua pekan berturut-turut, warga di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, kesal karena listrik di sana suka nyala mati alias byar pet. Karena tidak tahan lagi, puluhan warga dari beberapa kawasan ramai-ramai menggeruduk Kantor PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun di Jalan Pertambangan. Mereka mempertanyakan pemadaman listrik bergilir yang dinilai tidak adil dan tidak beraturan.
Seorang warga dari Orari, Sei Lakam mengaku bahwa listrik di rumahnya dapat giliran pemadaman Selasa (5/1), namun rumah dan lingkungan Orari kembali gelap pada Rabu (6/1) malam.
"Saya sudah bersiap-siap untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah karena yakin listrik tetap menyala. Sekitar pukul 19.00 WIB, lampu di rumah padam lagi, gimana tidak kesal karena malam tadi lampu di lingkungan padam sejak pukul 18.30-23.00 WIB," kata dia kepada Antara.
Karena kesal dengan pemadaman tersebut, dia bersama beberapa warga di permukiman tersebut secara spontan mendatangi kantor PLN guna mempertanyakan pemadaman listrik yang tidak beraturan tersebut.
"Kalau memang bergilir, ya bergilir dengan adil. Jangan pilih-pilih kasih seperti ini," kata pendemo lainnya.
Para pendemo dengan suara nyaring mendesak pimpinan PLN menemui mereka untuk menjelaskan masalah pemadaman listrik yang telah berlangsung selama satu pekan.
Beberapa demonstran mengatakan kinerja PLN Ranting Tanjung Balai Karimun mengecewakan dan tidak ada perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau daya sudah tidak cukup, PLN harus buat perencanaan dong, bagaimana bisa cukup kalau ada mesin yang rusak atau mendapat perawatan. Jangan begini terus. Kapan Karimun bisa maju ekonominya kalau listrik byar pet," ucap seorang warga, Haryono.
Aksi demo puluhan warga tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian yang bertindak sigap melakukan pengamanan di sekitar kantor PT PLN, yang berhadapan dengan Kantor Dispenda Karimun tersebut.
Kepala Bagian Operasional Polres Karimun Kompol M Chaidir akhirnya memediasi warga dengan Kepala PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun Dedi Januar.
Beberapa perwakilan warga akhirnya menggelar pertemuan dengan Dedi Januar di salah satu ruangan di kantor BUMN tersebut. Dalam pertemuan tersebut Dedi Januar menyampaikan permohonan maaf mengenai pemadaman listrik bergilir yang sudah berlangsung hampir dua pekan.
Dedi Januar menyangkal tidak adil dan pilih-pilih dalam melakukan pemadaman aliran listrik. "Pemadaman dilakukan bergiliran secara merata, tidak ada pilih-pilih. Lama pemadaman 7 jam untuk satu wilayah yang mendapat giliran," kata dia.
Dia menjelaskan, pemadaman listrik bergilir, awalnya disebabkan kerusakan pada mesin pada gardu PLTU Tanjungsebatak dan mesin pembangkit pada garu PLTD Bukit Carok, Kecamatan Tebing.
"Gangguan di PLTU sudah diperbaiki dan selesai dua hari lalu, dan besok sore bisa dioperasikan kembali. Sedangkan gangguan pada pembangkit di PLTD Bukit Carok masih dalam perbaikan," kata dia.
PLN Ranting Tanjung Balai Karimun, jelas dia, memiliki kapasitas daya sekitar 15,200 Megawatt (MW), dengan beban puncak sekitar 24 MW, sehingga terdapat defisit daya sekitar 8 MW pada malam hari, dan 4,6 MW pada siang hari.
"Mudah-mudahan besok pemadaman bergilir sudah berkurang, kami harapkan mesin sewa di PLTD selesai diperbaiki dengan segera sehingga dapat mengatasi kekurangan daya, terutama saat beban puncak," kata dia seraya menyatakan akan bersikap adil dalam melakukan pemadaman bergilir.
Dia menambahkan pada pertengahan Januari 2016, pihaknya mendapat tambahan mesin pembangkit dengan kapasitas daya 6 MW yang direlokasi dari PLN Tanjunguban, Kabupaten Bintan.
"Penambahan mesin pembangkit 6 MW tersebut kami harapkan dapat mengatasi defisit daya jika terjadi kerusakan atau perawatan pada mesin PLTU Tanjungsebatak maupun PLTD Bukit Carok," katanya.
Massa akhirnya membubarkan diri setelah mendapat penjelasan terkait kondisi mesin pembangkit dari pihak PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun.