Hari Bahagia Berubah Jadi Petaka
Dekorasi yang seharusnya menghiasi acara tak kunjung dipasang. Semakin diperparah dengan tidak adanya makanan yang disuguhkan untuk para tamu.
Pasangan calon suami istri selalu mempersiapkan acara resepsi mereka sebaik mungkin. Mereka berharap ini menjadi yang pertama dan terakhir. Sehingga harus disiapkan sebaik mungkin. Begitulah yang terpikirkan Isnaini (25) bersama calon suaminya kala itu.
Tapi ternyata takdir berkata lain. Saat acara pernikahan yang dinantikan tiba, 2 Februari 2020, bukan bahagia yang datang, melainkan cemas, gelisah dan malu. Acara pernikahannya yang seharusnya meriah, mendadak suram.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kapan Diah Permatasari dan suaminya menikah? Mereka mengucapkan janji suci pada tanggal 5 April 1997. Kini, mereka telah menikah selama 24 tahun dan diberkati dengan kedua anak mereka.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Dekorasi yang seharusnya menghiasi acara tak kunjung dipasang. Semakin diperparah dengan tidak adanya makanan yang disuguhkan untuk para tamu. Padahal Isnaini bersama calon suaminya telah membayarkan Rp50 juta kepada Wedding Organizer (WO) Pandamanda.
Akhirnya mereka harus terima menggunakan janur dan dekorasi bekas pengantin lain yang belum dilepas oleh pihak vendor.
"Dari pukul 14.00 hingga 16.00, tidak ada catering sama sekali dan dekorasi pun akhirnya dibantu oleh pengelola gedung," kata Isnaini.
Acara tetap dilanjutkan. Namun, betapa malunya pasangan baru ini. Tamu undangan dan keluarga besar mereka tidak mendapatkan jamuan dalam resepsi pernikahan. Padahal WO Pandamanda menjanjikan makan prasmanan, MC, dan video.
Isnaini mengakui jika menemui WO Pandamanda melalui Instagram. Tawaran diskon menarik membuat dirinya bersama calon suaminya kepincut. Paket yang awalnya Rp75 Juta, mereka hanya perlu membayar Rp50 juta. Dan sebagai tanda jadi, mereka menyerahkan uang muka Rp10 juta.
Ingin acara pernikahan mereka lancar, Isnaini bersama calon suaminya terus melakukan komunikasi dengan WO Pandamanda. Bahkan Isnaini kerap bolak balik ke kantor Anwar di Jalan Pramuka, Pancoran Mas, Depok. Tapi ternyata akhirnya acara tersebut harus meninggalkan luka mendalam.
Mendapatkan perlakuan tersebut, Isnaini memutuskan kasus penipuan WO Pandamanda ke Polres Metro Depok. Hingga akhirnya Anwar ditangkap pada 4 Februari 2020 di kediamannya.
Hampir Tarik Undangan dan Batalkan Resepsi
Kisah berbeda menimpa Anjar Susilo (30). Dia hanya bisa pasrah saat mengetahui acara pernikahannya pada 9 Februari 2020 terancam gagal. Pasalnya pemilik Wedding Organizer (WO) Pandamanda, Anwar yang merupakan penyelenggara acara pernikahannya ditangkap Polres Metro Depok.
Kabar itu didapati Anjar dari vendor yang mengurusi undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang hanya tinggal menghitung hari itu terancam gagal. Mengetahui kabar tersebut, calon istrinya menangis lantaran khawatir acara yang dinantikan seumur hidupnya itu terancam kandas.
Saat kalut, Anjar langsung bergegas menuju Polres Metro Depok untuk mendapatkan kejelasan mengenai acara pernikahannya. Setelah bertemu dengan Anwar, harapan untuk menggelar acara resepsi sirna.
Depresi, warga Sunter, Jakarta Utara itu akhirnya pasrah dan menyerahkan masalah pernikahannya kepada keluarga besar. Bahkan, rencana untuk menggelar resepsi dan mengundang rekan sejawat sudah tidak dihapuskan dalam kepalanya.
"Saya sudah mikir jelek saja. Sudah undangan ditarik lagi saja. SUdah buat acara ijab kabul saja, tidak ada resepsi," katanya kepada merdeka.com, Selasa (11/2).
Dia menceritakan, WO Pandamanda diketahuinya melalui media sosial. Anjar tergiur dengan biaya yang murah. Dengan uang Rp50 juta, dirinya dijanjikan mendapat 250 paket undangan, wedding ring, foto pre wedding, subsidi gedung dan catering.
Dia mengisahkan, dirinya sudah dibuat kesulitan sebelum hari H. Pasalnya undangan yang seharusnya bisa disebar jauh-jauh hari malah belum ada. Dia harus mengemis pada WO Pandamanda untuk segera memberikan kejelasan.
"Itu pun setelah kami mengemis-ngemis karena tidak ada kabar untuk lakukan pre wedding," tuturnya.
Walaupun tanpa WO, akhirnya acara pernikahan Anjar tetap diselenggarakan. Dengan bantuan keluarga besar dan relawan untuk korban WO Pandamanda. Walaupun jauh dari ekspektasi, dia tetap bersyukur acara sakral tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tanggal yang mereka inginkan.
"Akhirnya acara tetap jalan seadanya ada. Kita banyak relawan yang bantu. Pokoknya yang kurang apa, sudah kita pakai bantuan dari relawan. Ada yang bagus dan mau kasih gratis, saya pakai. Alhamdulillah lancar kemarin," tutupnya.
(mdk/noe)