Helikopter TNI AD jatuh di Poso ingatkan tragedi Kopassus tahun 2009
Insiden tahun 2009 itu menewaskan 3 orang termasuk Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus, Kolonel Inf. Ricky Samuel.
Sebuah helikopter milik angkatan darat jatuh di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (20/3). Sebanyak 13 orang anggota TNI termasuk Komandan Korem 132/Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar, dilaporkan gugur akibat insiden nahas itu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan, 13 penumpang itu diberangkatkan dari Desa Napu menuju Poso sekitar pukul 17.20 WITA. Mereka diterjunkan untuk bergabung bersama anggota Brimob memburu kelompok bersenjata pimpinan Santoso.
Operasi gabungan itu diberi nama Tinombala. Operasi Tinombala dimulai sejak 10 Januari 2016.
Sebelum operasi Tinombala, Polri lebih dulu menggalakkan operasi Camar Maleo. Namun hingga operasi Camar Maleo ke-4, perburuan terhadap kelompok Santoso tak pernah membuahkan hasil.
Polri mengharapkan agar pengalaman latihan perang TNI bisa disalurkan kepada anggota Polri yang tengah memburu kelompok Santoso. Bukan hanya perang, cara perbekalan di hutan seperti membawa peralatan medis juga dipraktekkan anggota TNI kepada Polri untuk memburu kelompok Santoso.
Jatuhnya helikopter jenis Bell 412 EP nomor HA 5171 buatan Amerika Serikat itu pun dikaitkan dengan kelompok Santoso. Namun, Mabes TNI menyatakan dugaan awal kecelakaan Helikopter yang dibeli tahun 2012 itu karena cuaca buruk.
"Musibah jatuhnya Helikopter milik TNI AD sedang melaksanakan tugas operasi perbantuan kepada Polri di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah," kata Mayjen Tatang Sulaiman, kemarin.
Tatang mengatakan, pihak Mabes TNI masih melakukan langkah investigasi dan evakuasi korban jatuhnya helikopter tersebut. Sebab, salah satu kru helikopter Lettu Cpn Wiradi masih dalam pencarian pihak TNI.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VII/Wirabuana, Kolonel CZI I Made Sutia mengatakan, helikopter itu jatuh sedang latihan biasa dan bukan mengikuti operasi Tinombala. Dia menegaskan, kalau helikopter tersebut terkena musibah karena cuaca, disambar petir. "Disambar petir di tengah cuaca yang kurang baik. Jadi bukan karena ditembak atau apalah namanya," ujar I Made.
Kini 12 jenazah korban heli itu sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, pada Minggu (20/3) malam. Adapun 13 korban yang meninggal dunia di dalam Helikopter yaitu 7 penumpang dan 6 crew, sebagai bcrikut : Koloncl Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tdl), Kolonel Inf Heri, Kolonel Inf Ontang R. P., Letkol Cpm Tedy, Mayor Inf Faqih, Kapten Dr.Yanto, Prada Kiki, Kapten Cpn Agung, Lettu Cpn Wiradi, Letda Cpn Tito, Scrda Karmin, Sertu Bagus, Pratu Bangkit.
Insiden yang menimpa helikopter TNI AD di Poso mengingatkan pada kejadian serupa yang menimpa helikopter TNI AD jenis Bolco 105 PT DI pada Senin (8/6/2009) sekitar pukul 15.20.
Helikopter nahas itu jatuh di daerah Kampung Cihanyawar, Desa Situhiang, Kelurahan Pagelaran, Cianjur. Helikopter itu ditumpangi lima orang yang terdiri dari pilot dan kopilot, serta tiga penumpang. Semua awak pesawat dan penumpang heli adalah anggota Kopassus.
Akibat kecelakaan itu, dua penumpang dan satu awak heli tewas. Sedangkan satu awak dan satu penumpang lainnya mengalami luka berat.
Penumpang yang tewas adalah Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus, Kolonel Inf. Ricky Samuel; Kepala Seksi Operasional Pendidikan Pusat Pasukan Khusus, Kapten Inf. Agung Gunanto; dan Lettu Corps Penerbang Sasongko. Sedangkan yang mengalami luka berat adalah Letnan Satu Corps Penerbang Hadi Isnanto dan Perwira pelatih Satuan Pendidikan Komando Letda Inf Agus Sudarso.
"Namun, saat berada di kawasan pegunungan di Pagelaran, heli itu jatuh. Belum diketahui secara pasti mengapa heli itu jatuh. Kemungkinan akibat cuaca buruk, karena cuaca di lokasi saat itu sedang hujan dan angin kencang," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Christian Zebua, saat itu.
NBO-105CB diproduksi oleh IPTN atas lisensi Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), Jerman. Selain digunakan untuk mendukung operasi tempur, heli ini juga kerap digunakan untuk evakuasi medis di medan perang.
Semoga jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso terakhir menjadi duku bagi militer tanah air.
-
Kapan helikopter Presiden Iran jatuh? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
-
Siapa yang menjadi pilot pesawat dan helikopter tempur TNI AD? Bagi Cahyo, Joy adalah copilot terbaik dalam rumah tangga mereka. Cahyo sendiri adalah seorang pilot pesawat dan helikopter tempur TNI AD.
-
Apa yang terjadi dengan helikopter Presiden Iran? Media pemerintah Iran, Press TV merilis foto yang menggambarkan detik-detik jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
-
Di mana Menhan Prabowo Subianto terbang dengan pesawat F-16? Prabowo mengitari daerah selatan Indonesia dengan rute Halim-Pelabuhan Ratu-Halim.
-
Dimana iklan RCTI di sawah dengan helikopter itu diambil? Mengutip dari akun Twitter/Xnya, Selasa (27/2), Irfan mengatakan bahwa iklan RCTI yang berada di sawah diambil di daerah Palabuhanratu, Sukabumi.
Baca juga:
Cerita tragis Helikopter TNI AD jatuh di Poso gugurkan 13 anggota
Jenazah anggota TNI AD korban helikopter jatuh di Poso tak utuh
Helikopter TNI AD yang jatuh di Poso buatan AS, dibeli tahun 2012
Helikopter TNI AD yang jatuh di Poso buatan AS, dibeli tahun 2012
Jadi korban tewas, jasad kopilot heli jatuh di Poso belum ditemukan
13 Anggota TNI korban heli jatuh tengah diperbantukan buru teroris
Helikopter yang jatuh di Poso tak sedang buru Santoso
Terdengar suara ledakan saat Helikopter TNI jatuh di Poso