Hindari lahar Gunung Slamet, warga gelar selamatan Jangan Gandul
Doa dan istighosah juga digelar sebagai salah satu cara pendekatan keagamaan dan keyakinan dari warga agar selamat.
Warga Desa Limpakuwus Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar salat istighosah serta membuat "ketupat selamat". Tradisi ini dilakukan untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha kuasa, lantaran banyak warga khawatir dengan aktivitas Gunung Slamet dalam beberapa hari terakhir.
Dalam tradisi yang digelar di Masjid Al Hikmah, Desa Limpakuwus, Kamis (11/9) malam, warga berkumpul untuk menjalankan ritual tersebut. Pemuka agama desa setempat, Kiai Sukri Ahmad Muhajir menjelaskan doa istighosah ini merupakan salah satu cara pendekatan keagamaan dan keyakinan dari warga.
"Langkah ini dilakukan agar warga senantiasa diberikan keselamatan oleh Allah dan juga menjadi media untuk tetap tenang dan tidak panik. Selain itu, juga meningkatkan kewaspadaan," ucapnya.
Ketupat selamat sendiri merupakan salah satu ritual yang dilakukan dengan cara menggantungkan ketupat berisi selembar daun salam di langit pintu masing-masing rumah warga. Selain ketupat selamat, ritual tumpengan atau selamatan juga dilakukan. Dalam tumpeng tersebut berisi "jangan gandul" atau sayur pepaya, urap, ingkung ayam.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, jangan gandul dibuat agar lahar gunung Slamet tidak sampai jatuh ke pemukiman. "Tetap nggandul (menggantung) tidak jatuh di pemukiman tetapi hanya di sekitar kawah, sehingga tidak mencelakai warga," ujarnya.
Sementara Kepala Desa (Kades) Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Darko, menjelaskan dari sisi kepercayaan, warga yang percaya pada adat Kejawen menggelar ritual sesuai dengan kepercayaannya. "Kami bersama warga hanya berdoa berikhtiar, meminta keselamatan, di samping ada perintah dari pemerintah yang juga harus dipatuhi," terang Darko.
Menurut dia, upaya mitigasi bencana dengan menyosialisasikan perkembangan kondisi gunung dari hari ke hari tetap dilakukan. Sosialisasi yang dilakukan ditujukan agar menenangkan warga dalam menghadapi situasi genting. Diakuinya, warga sempat panik lantaran aktivitas gunung beberapa waktu terakhir.
Darko melanjutkan, beberapa hari lalu warga sempat berhamburan keluar rumah saat terdengar dentuman keras dari arah Gunung Slamet. Kejadian ini, kata dia, belum pernah terjadi sejak puluhan tahun aktivitas Gunung Slamet.