Hingga Awal Agustus 2019, Lahan Terbakar di Sumsel Capai 257 Hektare
Mayoritas lahan terbakar di lahan rawa. Sementara lahan gambut di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terbilang masih relatif aman. Hanya saja, permukaan air di lahan gambut sudah semakin menyusut drastis.
Jumlah lahan di Sumatera Selatan yang terbakar selama musim kemarau tahun terus meningkat. Hingga awal Agustus 2019, setidaknya ada 257,9 hektare lahan yang terbakar.
Kabid Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, mengungkapkan lahan terbakar paling banyak di Kabupaten Ogan Ilir seluas 121,15 hektare, disusul Ogan Komering Ilir 68,5 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir 57,75 hektare, Banyuasin 6 hektare, Musi Banyuasin 4 hektare, dan Lubuklinggau 0,5 hektare.
-
Di mana contoh tempat wisata hutan mangrove di Jakarta? Di Indonesia, ada banyak hutan mangrove yang saat ini dijadikan tempat wisata alam. Salah satunya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Dimana letak Taman Bunga Kutabawa? Taman Bunga Kutabawa merupakan destinasi wisata yang terletak di Pejagan I, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
"Pekan kemarin luas lahan terbakar masih berada di angka 140 hektare, dan sekarang meningkat drastis menjadi 257,9 hektare," ungkap Ansori, Senin (5/8).
Menurut dia, mayoritas lahan terbakar di lahan rawa. Sementara lahan gambut di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terbilang masih relatif aman. Hanya saja, permukaan air di lahan gambut sudah semakin menyusut drastis.
"Jika air di lahan gambut sudah habis, maka akan rentan terjadi kebakaran. Ini sangat penting untuk ditingkatkan pengawalan, apalagi Sumsel sudah memasuki puncak kemarau," ujarnya.
Dia mengatakan, karhutla terjadi cenderung pada malam hari. Penyebabnya karena lahan akibat sengketa, membuang puntung rokok dan utamanya ulah manusia dengan membakar saat membuka lahan. Tak jarang, warga membakar pada malam hari untuk menghindari patroli anggota satgas.
"Petugas kesulitan memadamkan kebakaran jika malam hari, belum lagi sulitnya mendapatkan air dan areal yang terbakar sangat luas," kata dia.
Ansori menambahkan, hotspot terjadi pada 4 Agustus 2019 yang terpantau pagi tadi melalui satelit lapan berjumlah 13 titik. Terbanyak di Ogan Komering Ilir dan Musi Rawas masing-masing 3 titik, dan Musi Banyuasin sebanyak 2 titik, serta beberapa daerah lain masing-masing 1 titik.
"Pemadaman darat dilakukan dan juga empat helikopter melalui water boombing dan satu unit helikopter patroli udara," pungkasnya.
Baca juga:
Konsesi Anak Perusahaan Sinarmas Group di Siak Terbakar 5 Hektare
Bakar Lahan 2,5 Hektare, Warga Kubu Raya Diciduk TNI
Kebakaran Hutan Masih Parah, Titik Panas Paling Banyak di Siak
Operasi Darat Dihentikan, Pemadaman Kebakaran Gunung Arjuno Gunakan Water Bombing
Luas Lahan Terbakar di Riau Capai 4.139 hektare
Sudah 11 Hari Kebakaran Lahan di Pelalawan Belum Kunjung Padam
Menengok Upaya TNI dan Polri Padamkan Api di Lahan Terbakar di Pelalawan Riau