Honorer Pemprov NTB diciduk Satpol PP saat main 'game online'
AW tertangkap saat Satpol PP Kota Mataram gencar melakukan razia pelajar di jam sekolah.
Seorang pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat terjaring saat razia penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pelaku terjaring saat sedang berada di sebuah "game online center" Kota Mataram.
"Alasannya, dia sedang mencari data, tetapi setelah dicek ternyata sedang main 'game online'," kata Kepala Seksi Operasi Pengendalian Satpol PP Kota Mataram Bambang E Yd usai razia di seputar Kota Mataram, Senin (22/9), seperti dilansir Antara.
Pegawai berinisial AW itu tercatat sebagai pegawai di lingkungan Pemerintahan provinsi NTB. Satpol PP Kota Mataram pun langsung berkoordinasi dengan aparat Pemprov NTB usai memergoki PNS tersebut.
"Setelah kami berkoordinasi dengan pihak Satpol PP Provinsi NTB terkait AW, diakui bahwa dia selalu bermasalah, membolos saat jam kerja, juga pernah 'menggelapkan' beberapa barang inventaris milik pemerintah," ungkap Bambang.
Bambang menambahkan, status AW di lingkungan Pemprov merupakan pegawai tidak tetap (PTT). "Dia sering dipindahtugaskan dari satu bagian ke bagian lainnya karena dia dikenal selalu membuat ulah," katanya.
Sehubungan hal tersebut, Satpol PP Kota Mataram akan menyerahkan AW kepada pihak Satpol PP Provinsi NTB. "Karena dia di lingkungan pemerintahan provinsi, maka diserahkan langsung kepada Satpol PP provinsi untuk ditindaklanjuti," ucap Bambang.
Razia yang digelar Satpol PP Kota Mataram sebenarnya bertujuan untuk menjaring para pelajar yang kerap membolos saat jam sekolah. Namun saat beroperasi, Satpol PP Kota Mataram justru menemukan seorang pegawai sedang asik bermain "game online".
Dalam razia tersebut, tidak sedikit pelajar ikut terjaring, sejumlah siswa dari tingkat sekolah menengah pertama hingga atas berhasil diamankan Satpol PP Kota Mataram.
"Sekitar 30 orang berhasil diamankan, termasuk seorang pegawai," ujarnya.
Pelajar yang berhasil dijaring Satpol PP itu kebanyakan masih menggunakan seragam sekolah. "Kami akan menghubungi pihak sekolah masing-masing pelajar," katanya.
Setelah seluruh pelajar didata, pihaknya akan menghubungi sekolah dan orang tua siswa untuk dibina dan diawasi lebih baik lagi.