Hujan Deras Masih Terjadi, Warga di Pegunungan Jawa Tengah Diimbau Waspadai Longsor
Cuaca ekstrem diperkirakan masih berpotensi terjadi di wilayah pegunungan tengah dan Jawa Tengah bagian selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada di musim penghujan. Apalagi data hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan. Cuaca ekstrem diperkirakan masih berpotensi terjadi di wilayah pegunungan tengah dan Jawa Tengah bagian selatan.
"Berdasarkan rilis BMKG yang dikeluarkan sebelumnya, cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga tanggal 7 Januari 2020 yang disebabkan adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal berupa aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia," Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, seperti dilansir Antara, Senin (6/1).
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Apa yang dilakukan Umuh Muchtar di HUT Bhayangkara? Eks Manajer Persib Umuh Muchtar nyawer di acara HUT Bhayangkara ke-78 di Gedung Sate.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan Umuh Muchtar memberikan saweran di HUT Bhayangkara? Eks Manajer Persib Umuh Muchtar nyawer di acara HUT Bhayangkara ke-78 di Gedung Sate.
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
Selain itu, suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.
Peningkatan intensitas curah hujan disertai petir dan angin kencang itu juga dipicu beberapa faktor lainnya. Seperti masih terdapat peluang fenomena gelombang atmosfer ekuator/Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruak dingin yang dapat terjadi sebagai variabilitas iklim pada musim hujan kali ini.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir, baik di pegunungan tengah Jateng maupun Jateng bagian selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana tersebut," katanya.
Dia menuturkan, berdasarkan perkiraan, puncak musim hujan di sebagian besar wilayah pegunungan tengah Jateng dan Jateng bagian selatan akan berlangsung pada Februari hingga Maret 2020.
Teguh juga mengimbau masyarakat yang sedang dalam perjalanan untuk mencari tempat berteduh yang aman ketika terjadi hujan disertai petir dan angin kencang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pembentukan Awan Hujan di Indonesia
Berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia.
Meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara) dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.
Sementara itu berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan.
"Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia," tulis BMKG dalam laman resminya seperti dikutip merdeka.com, Senin (6/1).
(mdk/noe)