Hujan Turun di Wilayah Terdampak Karhutla Membuat Kualitas Udara Membaik
Kata Heriza, pemantauan jumlah hari hujan BMKG menunjukkan di Jambi dan Riau sudah mendapatkan satu sampai lima hari hujan. Sementara Kalimantan Barat dan Tengah baru turun hujan dalam beberapa hari terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi fan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kualitas udara di beberapa wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan mulai membaik. Hal itu dikarenakan wilayah tersebut telah dibasahi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat.
"Dalam seminggu terakhir di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) cukup membantu menurunkan jumlah titik panas dan konsentrasi debu polutan akibat karhutla," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal melalui keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Minggu (29/9/2019) .
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
Kata Heriza, pemantauan jumlah hari hujan BMKG menunjukkan di Jambi dan Riau sudah mendapatkan satu sampai lima hari hujan. Sementara Kalimantan Barat dan Tengah baru turun hujan dalam beberapa hari terakhir.
"Pada hari kemarin, Stasiun BMKG Jambi mencatat curah hujan 11 milimeter perhari, sedangkan di Stasiun Juwata, Kalimantan, hujan tercatat 19 milimeter perhari," paparnya.
Sementara di Jawa, lanjut Herizal, beberapa wilayah yang selama ini dilanda kekeringan juga sudah merasakan hujan seperti di Semarang dan daerah selatan Jawa Barat, meskipun belum secara iklim dikatakan memasuki awal musim hujan.
"Selain karena faktor alam yaitu bertambahnya suplai mass uap air dan kelembapan udara menuju masa transisi musim di wilayah Riau, Jambi dan sebagian Kalimantan yang diprediksikan BMKG memasuki awal musim hujan pertengahan Oktober," terang Herizal.
Dirinya juga menegaskan bahwa turunnya hujan dapat juga merupakan hasil dari kegiatan penyemaian awan atau istilah teknisnya modifikasi cuaca hujan buatan. Katanya, BMKG memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini, yaitu dengan menyediakan data dan informasi kondisi cuaca yang digunakan sebagai dasar dan syarat penyemaian awan dengan inti kondensasi berupa garam dari pesawat.
Selain itu, Herizal melanjutkan, BMKG juga melakukan monitoring setiap 30 menit atas kondisi atmosfer dan sebaran titik panas skala 10 menit yang merupakan hasil dari satelit Himawari 8. Satelit ini menganalisis data meteorologis dan memprakirakan kondisi cuaca di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan.
"Sehingga dapat memberikan rekomendasi dalam hal penentuan lokasi potensi pertumbuhan hujan hujan yang akan dijadikan target dalam operasi penyemaian," ia mengakhiri.
Baca juga:
Lingkar Ganja Nusantara Gelar Aksi Selamatkan Hutan Indonesia
329 Petugas Gabungan Dikerahkan Padamkan Api di Gunung Semeru
Pembalakan Liar dan Karhutla Ancam Rehabilitasi Orangutan di Ibu Kota Baru
100 Petugas Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan di Kutai Barat Terserang ISPA
Satwa Langka Ini Nyaris Terpanggang Api Karhutla di Kutai Barat
Wawancara Gubernur Riau: Api Sudah Padam Tapi Asap Masih Ada