Menyikapi Masalah Kualitas Udara Buruk di Jakarta, Luhut Mengusulkan Peningkatan Penggunaan Kendaraan Listrik
Luhut menyoroti, indeks kualitas udara Jakarta berkisar 170-200.
Menyikapi Masalah Kualitas Udara Buruk di Jakarta, Luhut Mengusulkan Peningkatan Penggunaan Kendaraan Listrik
Luhut Binsar Pandjaitan, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengangkat topik mengenai kualitas udara di DKI Jakarta. Ia menekankan perlunya langkah-langkah menyeluruh untuk memperbaiki kualitas udara di masa yang akan datang.
Dia menekankan bahwa indeks kualitas udara di Jakarta berada dalam rentang 170-200. Salah satu langkah yang diambil adalah menghentikan operasi PLTU di sekitar Jakarta, sekaligus meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, baik mobil maupun sepeda motor.
"Mobil EV kita dorong dengan sepeda motor EV untuk lebih banyak," ungkap Menko Luhut Binsar Pandjaitan, ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Untuk menyediakan fasilitas tambahan, terdapat rencana agar kendaraan listrik diizinkan melintas tanpa batasan di area ganjil-genap Jakarta. Selain itu, akan segera diterapkan penggunaan BBM dengan kadar sulfur rendah.
"Area ganjil genap mungkin kita lagi exercise juga untuk supaya itu nanti boleh motor EV dengan mobil EV secara bertahap dan kemudian low sulfur minyak," ucapnya.
"Apalagi nanti bus transportasi kita ada 5.000 bus yang segera kita mulai bertahap masukkan EV sehingga tidak ada lagi bus yang pakai solar dan juga tadi mobil-mobil karena mobil-mobil ini transportasi ini banyak sekali dampaknya," sambung Menko Luhut.
Tanggung Jawab Bersama
Selanjutnya, Menko Luhut menekankan bahwa berbagai jenis polusi yang ada sangat merugikan kesehatan. Terlebih lagi, total biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan mencapai Rp 38 triliun, baik dari BPJS maupun sumber dana pribadi.
Dia menyatakan bahwa peningkatan kualitas udara merupakan tanggung jawab yang perlu dikerjakan secara kolektif.
"Karena itu semua berbahaya untuk kesehatan itu tanggung jawab pemerintah untuk itu dan tanggung jawab ktia ramai-ramai. Jadi saya mohon kalau ada masukan silakan, tapi jangan terus ribut, kenapa pemerintah lakukan, kita gak ada pilihan, kalau mau bikin sehat ya kita harus lakukan," tegas Menko Luhut.
Rencana Penutupan PLTU Suralaya
Sebelumnya dilaporkan, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengungkapkan niat untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang terletak di Cilegon, Banten. Ia berpendapat bahwa penutupan tersebut dapat meningkatkan kualitas udara di Jakarta.
Dia menyatakan bahwa rapat akan segera dilaksanakan untuk menindaklanjuti rencana tersebut. Perlu diingat, PLTU Suralaya telah beroperasi selama puluhan tahun.
"Ya PLTU mau kita rapatin nanti yang Suralaya itu kan sudah banyak polusinya ya. Dan sudah lebih 40 tahun ya, jadi kita pengen exercise kita ingin kaji kalau bisa kita tutup supaya mengurangi polusi Jakarta," ungkap Menko Luhut, ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Dalam sebuah forum yang membahas industri minyak dan gas bumi, dia menyampaikan bahwa indeks kualitas udara di Jakarta dapat menurun sekitar 50-60 poin. Saat ini, angka indeks kualitas udara di Jakarta berada pada rentang 170-200, yang menunjukkan bahwa kualitas udara tersebut tidak baik untuk kesehatan masyarakat.
"Kita Jakarta ini kalau bisa kalau kita tutup tadi (PLTU) Suralaya kita berharap akan bisa turun mungkin di bawah 100 indeksnya ini," ucapnya.
Ibu Kota Negara
Dia juga menyebutkan bahwa indeks kualitas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN) hanya berada pada angka 6. Sebenarnya, kualitas udara di IKN jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Singapura.
"IKN itu hanya 6 indeksnya, jadi, Singapura aja 24 apa 30 jadi IKN itu jauh lebih bagus," tegasnya.