Humor Gus Dur dan 10 anjing
Gus Dur 'ngapusi' tukang penjual daging bahwa jeroan itu untuk makanan anjing.
Waktu belajar di Baghdad, Irak, Gus Dur dan 10 temannya yang berasal dari Indonesia menyewa sebuah rumah besar. Untuk menghemat waktu, mereka juga bergiliran memasak.
Akhirnya tiba giliran Gus Dur memasak, dan menu yang disajikan selalu istimewa berupa jeroan yang terdiri dari ati ampela, paru dan lainnya yang memang biasa dimakan di Indonesia, tapi ternyata tidak biasa dimakan oleh orang Irak.
Teman-temannya menikmati saja apa yang disajikan Gus Dur , dan tidak menanyakan bagaimana strategi mendapatkan makanan enak dan murah itu. Suatu ketika akan ada rombongan tamu dari Indonesia, dan untuk menyambutnya, para mahasiswa itu berencana membuat masakan istimewa dengan makanan seperti yang dibuat oleh Gus Dur .
Topik pilihan: PKB | PBNU
Maka pergilah salah seorang mahasiswa ke penjual daging untuk membeli jeroan-jeroan itu:
Mahasiswa: Pak minta jeroan 10 biji.
Pedagang: Oh, ya, mana temanmu itu (yang dimaksud adalah Gus Dur), ia yang biasanya minta daging-daging jeroan ini untuk makanan 10 ekor anjingnya.
Mahasiswa: Hah…(dalam hati ia terkejut bagai disambar geledek tak mengira Gus Dur akan memberlakukan teman-temannya sama dengan anjing untuk mendapatkan makanan itu secara cuma-cuma).
Ia pun langsung buru-buru pulang dengan hati penuh amarah karena tak terima diperlakukan sama dengan anjing dan langsung memarahi Gus Dur .
Kisah ini termasuk humor Gus Dur yang cukup popular, ada yang menyebut yang dibeli kepala ikan, bukan jeroan, tetapi KH Mahfudz Ridwan dari Salatiga menegaskan kepada NU online, yang dibeli Gus Dur memang jeroan, yang oleh para pedagang diberikan secara gratis saja, tetapi sebagai tanda sudah dibeli, Gus Dur tetap memberi sedikit uang.
Gus Dur mengaku membeli jeroan untuk 10 anjing itu lantaran di Irak jeroan tidak boleh diperjualbelikan, alias ilegal. Untuk memasak soto kesukaannya, Gus Dur 'ngapusi' tukang penjual daging bahwa jeroan itu untuk makanan anjing.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
Baca juga:
Gus Dur: Tak belajar, tapi saya bisa jadi presiden
Mengapa Gus Dur dekat dengan Yahudi
Ini pendapat Gus Dur soal perayaan Natal
Guyonan Gus Dur: Siapa Abdurrahman Wahid?
Gus Dur dukung kelompok-kelompok minoritas ini