Ibnu Sutowo, raja minyak Orde Baru dan sengkarut Pertamina
Dulu ayah Adiguna Sutowo, Ibnu Sutowo pun pernah membuat heboh negeri ini. Dia menyeret Pertamina nyaris bangkrut.
Keluarga Sutowo kembali jadi sorotan. Seorang wanita cantik bernama Florence tiba-tiba mengamuk di rumah Adiguna Sutowo. Florence merusak beberapa mobil mewah milik putra bungsu mantan bos Pertamina, Ibnu Sutowo, ini.
Bukan sekali ini Adiguna jadi sorotan, Dia terbukti membunuh Yohannes Berkmans Natong (28), mahasiswa dan pelayan bar Club and Lounge Fluid, Hotel Hilton Jakarta, pada malam pergantian tahun 2005. Di hotel milik keluarganya itu, Adiguna menembak korban dari jarak dekat. Pereli Nasional ini pun divonis tujuh tahun penjara.
Dulu ayah Adiguna Sutowo, Ibnu Sutowo, pun pernah membuat heboh negeri ini. Dia menyeret Pertamina nyaris bangkrut dan berhutang sekitar USD 10,5 miliar tahun 1975. Sejumlah pihak mencurigainya terlibat korupsi.
Harian Indonesia Raya tanggal 30 Januari 1970 memberitakan simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90,48 milyar (kurs rupiah saat itu Rp 400/dolar) dan melaporkan kerugian negara akibat kerjasama Ibnu Sutowo dengan pihak Jepang mencapai USD 1.554.590,28.
Dalam tajuk-tajuknya, pemimpin redaksi Harian Indonesia Raya, Mochtar Lubis, keras mengkritik Ibnu Sutowo dan penyimpangan-penyimpangan di Pertamina. Mochtar Lubis mempertanyakan asal kekayaan Ibnu Sutowo yang tak jelas asal usulnya. Juga 'kedermawanan' Ibnu Sutowo yang bisa membagikan uang hingga USD 500.000 setiap tahunnya. Kontrak-kontrak Pertamina yang janggal, hingga laporan keuangan Pertamina yang sangat tertutup.
"Lebih menarik lagi ialah cerita Ibnu Sutowo bahwa dia punya perusahaan ekspor tembakau yang katanya besar, perkebunan karet dan apotek-apotek. Diakuinya pula ada enam atau tujuh perusahaan, yang semuanya, katanya, diurusnya dalam waktu senggangnya," tulis Mochtar Lubis 19 Oktober 1970.
Ibnu Sutowo yang diserang media dan sejumlah tokoh intelektual, tak menanggapi. Dia bersikeras tak korupsi. "Jangan layani mereka. Kita buat headline dengan bukti kerja keras dan sukses dalam membangun," katanya.
Ibnu Sutowo sendiri mungkin tak pernah bermimpi bisa memimpin perusahaan sebesar Pertamina yang tahun 1970an, ibarat negara di dalam negara. Pertamina di era itu adalah sebuah perusahaan raksasa dengan barisan kilang minyak dan armada tanker. Saat itu keuntungan Pertamina melimpah saat harga minyak melambung tahun 1970. Pertamina mulai berinvestasi jor-joran, bahkan di luar bidang perminyakan. Mulai dari pengolahan baja Krakatau Steel, perhotelan, real estate, angkutan udara, dan banyak lagi.
Tapi turunnya harga minyak tahun 1975 dan utang jangka panjang Pertamina yang tidak cair menjadi pukulan telak menghantam Pertamina hingga nyaris rubuh. Ditambah dugaan korupsi para pejabatnya, Pertamina limbung.
Tahun 1975, Ibnu Sutowo diberhentikan sebagai Dirut Pertamina. Posisinya digantikan Piet Harjono.
Ibnu Sutowo awalnya seorang dokter. Dia lahir di Yogyakarta, 23 September 1914. Setamat dari pendidikan kedokteran di Surabaya pada tahun 1940, Ibnu Sutowo bekerja sebagai dokter di Palembang dan Martapura. Setelah masa kemerdekaan, dia sempat bertugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara Sumatera Selatan (1946-1947). Karirnya lumayan bagus tahun 1955, Sutowo menjabat sebagai Panglima TT-II Sriwijaya (Kini Panglima Kodam).
Pada tahun 1957, Kepala Staf Angkatan Darat, AH Nasution , memberi perintah Ibnu Sutowo mengelola PT Tambang Minyak Sumatera Utara (PT Permina). Pada tahun 1968, perusahaan ini bergabung dengan perusahaan minyak milik negara lain hingga menjadi PT Pertamina.
Hingga meninggal tahun 2001, Ibnu Sutowo tak pernah tersentuh hukum. Semua pihak tak pernah mendapat kejelasan soal dugaan praktik kotor di Pertamina yang digawanginya. Persis apa yang ditulis Mochtar Lubis untuk menutup tajuknya tahun 1970.
"Jawabannya tentu terserah lagi pada Ibnu Sutowo sendiri. Kalau Kejaksaan Agung, sih, sudah lama berdiam diri mengenai penyelewengan-penyelewengan dalam Pertamina."
Baca juga:
-
Bagaimana Ibnu Jamil menunjukkan sosok Seno yang bertanggung jawab? Jadi Sosok Bertanggung Jawab Setelah dipelototi lebih jauh, rupanya si Seno ini orangnya tanggung jawab banget, bantu keluarga Dasiyah setelah kejadian ribut-ribut tahun 1965.
-
Kenapa Suprawoto memilih tinggal bersama ibunya? Dilansir dari kanal YouTube Jejak Richard, Suprawoto mengaku selama ini ia belum memiliki rumah sendiri di Magetan. Hal inilah yang membuatnya memilih kembali ke desa asalnya dan tinggal serumah dengan ibunya.
-
Bagaimana Suku Togutil memilih pemimpin? Warga Togutil juga tidak mengenal adanya kepemimpinan. Dalam hidup berkelompok mereka hanya mengangkat seseorang untuk dijadikan panutannya. Biasanya seorang panutan dipilih karena orang tersebut dianggap cakap dan cukup piawai dalam berburu dan mengobati orang sakit.
-
Siapa yang diyakini oleh suku Innu sebagai Dewa Kentut? Salah satu dewa yang unik adalah "Matshishkapeu," yang memiliki julukan tak biasa sebagai "dewa kentut."
-
Mengapa Suku Piliang dan Suku Koto disebut sebagai saudara? Koto berasal dari Kato atau ucapan dan Piliang berasal dari pilihan atau unggulan.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
Hoegeng tolak taman makam pahlawan karena ada kroni Ibnu Sutowo
Pertamina utang USD 10,5 miliar, Soeharto pecat Ibnu Sutowo
Tommy Soeharto-Adiguna Sutowo, sahabat dengan cerita kelam sama
Cerita Ali Sadikin mengaku tertipu Ibnu Sutowo soal tanah Hilton
Ini mobil mewah Adiguna yang dirusak wanita cantik Florence