IDAI Bali: 11 Orang dari 17 Pasien Penyakit Gangguan Ginjal Misterius Meninggal Dunia
Rata-rata mereka yang meninggal, datang dalam keadaan fungsi ginjal yang sangat terminal, atau gagal ginjal akut.
Sebanyak 11 orang pasien di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, yang mengidap penyakit gangguan ginjal misterius dan akut atau Acute Kidney Injury atau (AKI) meninggal dunia.
"Kasus yang meninggal dari 17 (pasien) itu, (ada) 11 orang meninggal. Dan rata-rata meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang kita sebut gagal ginjal akut, susah kalau sudah keadaan itu," kata dr. IGN. Sanjaya Putra selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, Jumat (14/10).
-
Bagaimana cara mencegah gagal ginjal? Gagal ginjal dapat dicegah dengan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin.Pertama, sangat penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok dan menghindari alkohol.Selain itu, memantau fungsi ginjal secara teratur melalui tes darah dan urin juga penting untuk memastikan kesehatan ginjal. Kemudian mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan yang sehat.Berolahraga secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi garam juga dapat membantu mencegah gagal ginjal.Selain itu, memperhatikan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
-
Kapan gejala penyakit ginjal muncul? Gejala penyakit ginjal dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti kelelahan dan nyeri punggung, hingga gejala yang lebih serius seperti pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta gangguan pada tekanan darah.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan ginjal? Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menjaga kesehatan ginjal, Konsumsi Air yang Cukup: Memastikan asupan cairan yang cukup membantu ginjal dalam proses penyaringan limbah dan mencegah dehidrasi. Disarankan untuk minum air putih dalam jumlah yang memadai setiap hari, sekitar 8 gelas atau lebih, tergantung pada kebutuhan dan aktivitas tubuh. Jaga Pola Makan Sehat: Diet seimbang yang rendah sodium, gula, dan lemak jenuh dapat mengurangi beban kerja ginjal. Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta batasi makanan olahan dan tinggi garam. Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik secara teratur membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengontrol tekanan darah. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda. Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal. Monitor tekanan darah Anda secara rutin dan lakukan tindakan untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang yang sehat, seperti mengurangi konsumsi garam dan rutin berolahraga. Kelola Diabetes dengan Baik: Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat-obatan, dan pengawasan medis yang tepat. Diabetes yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak ginjal secara perlahan. Hindari Penggunaan Obat yang Tidak Perlu: Beberapa obat, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat merusak ginjal jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan dan hindari penggunaan obat yang tidak diperlukan. Periksa Kesehatan Ginjal Secara Berkala: Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit ginjal, seperti riwayat keluarga atau kondisi medis tertentu, lakukan pemeriksaan ginjal secara rutin. Tes darah dan urine dapat membantu mendeteksi masalah ginjal pada tahap awal. Hindari Alkohol dan Rokok: Alkohol dan rokok dapat membahayakan kesehatan ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi. Batasi konsumsi alkohol dan hindari merokok untuk menjaga kesehatan ginjal Anda. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal serta kondisi lainnya seperti diabetes dan hipertensi. Menjaga berat badan dalam kisaran sehat melalui diet dan olahraga dapat mengurangi risiko tersebut. Perhatikan Kesehatan Saluran Kemih: Hindari penahanan urine terlalu lama dan pastikan untuk buang air kecil secara teratur. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dengan cepat dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah perkembangan penyakit ginjal.
-
Apa yang bisa merusak ginjal dari obat pereda nyeri? Obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen ternyata bisa sebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi berlebihan. Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K dari Siloam Hospitals ASRI, mengungkapkan bahwa kebanyakan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit memiliki kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. "Semua painkiller, hati-hati, bisa merusak ginjal. Bahasa gampangnya begitu," kata Nur dalam diskusi media 'MengatasiKasusBatu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)' di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024.
-
Kenapa obat pereda nyeri bisa merusak ginjal? Hal ini bisa terjadi karena banyak painkiller dikeluarkan melewati ginjal, sehingga membuat kerja organ tersebut semakin berat. Walau begitu Nur menjelaskan bahwa terdapat jenis painkiller yang lebih aman untuk ginjal karena metabolisme tidak dilakukan di ginjal.
Dia menerangkan, bahwa angka mortalitas atau kematian karena penyakit ini cukup tinggi. Rata-rata mereka yang meninggal, datang dalam keadaan fungsi ginjal yang sangat terminal, atau gagal ginjal akut.
Sementara, dari 17 pasien itu itu terdata dari Bulan Agustus hingga Oktober 2022. Dari 17 pasien di RSUP Prof Ngoerah didominasi oleh balita dan empat pasien dengan usia di atas enam tahun dan 11 di antaranya meninggal dunia, satu anak berusia 17 tahun masih melakukan perawatan dan lima lainnya sudah dapat beraktivitas dan menjalani pemeriksaan rutin.
"Sisanya lima sudah pulang, sudah kontrol fungsi ginjal membaik, kencing membaik anaknya jalan aktivitas biasa," imbuhnya.
Ia juga menerangkan, bahwa AKI sementara ini belum ditemukan penyebabnya dalam tanda kutip dianggap masih misterius. "Sementara ini, kita masih rawat satu orang umur 17 tahun," ujarnya.
Baca juga:
IDAI: 152 Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di RI per 26 September-14 Oktober 2022
Pakar Minta Pemerintah Analisis Lengkap Temuan Gangguan Ginjal Akut Misterius
Kenali Gejala Gangguan Ginjal Akut Misterius Dialami 131 Anak di Indonesia
131 Anak Kena Gagal Ginjal Misterius, Diduga Konsumsi Obat Mengandung Etilen Glikol
IDAI: 131 Anak Terkena Gangguan Ginjal Akut Misterius
Ia kembali menyampaikan, bahwa 17 pasien ini diterima oleh RSUP Ngoerah dari Bulan Agustus hingga Oktober 2022 dan pada Bulan Agustus pasien AKI frekuensi meningkat.
Sementara, kondisi pasien yang dirawat rata-rata keadaan kencingnya kurang. Bahkan, tidak kencing dalam waktu 24 jam. Selain gangguan itu, juga ada gangguan infeksi saluran pernapasan, saluran cerna,
muntah, mencret, kemudian tiba-tiba produksi kencingnya berkurang bahkan tidak ada dalam 24 jam dan kasus AKI yang berat pada pasien ialah sudah ada gangguan fungsi ginjal dan akan dilakukan Hemodialisa (HD).
"Nah itu yang membawa mereka ke rumah sakit ini. Jelas ada masalah, 24 jam tidak kencing itu baru kita ceks yang namanya fungsi ginjal itu terjadi peningkatan. Fungsi ginjalnya akan jauh menurun atau drop. Apa emergency yang kita lakukan tentunya adalah cuci darah atau HD," ujarnya.
"Ini yang perlu diwaspadai untuk ke depannya. Mungkin, ada yang punya anak kecil perhatikan itu kencingnya, sudah 12 jam ini tidak ganti pampers, masih kosong pempersnya hati-hati ini. Itu yang perlu kita waspadai dan itu yang ditelusuri," jelasnya.
Ia juga menyatakan, dari hasil pemeriksaannya, sebagian besar anak AKI misterius itu memiliki hasil tes antibodi positif dan ada kemungkinan sebelumnya pasien pernah tertular Covid-19. Karena, tes antibodinya positif, itu menandakan terbentuk antibodi alamiah, menandakan pernah menderita Covid-19 yang tidak diketahui orang tuanya, dan ini yang banyak kasusnya.
Kemudian, dari 17 pasien yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah sejak Agustus 2022, enam di antaranya mengalami perburukan yang cepat, sehingga tak menjalani tes, sementara sisanya memiliki antibodi positif.
Namun, pihaknya tetap mengingatkan bahwa hal tersebut belum dianggap sebagai penyebab karena untuk menyatakan penyebab harus ada satu hubungan. Tetapi, terkait hal itu adanya Multisystem Inflammatory Sydrome in Children (MISC).
"Banyak kasus di luar tapi ingat bukan itu sebagai penyebab karena ada kasus juga yang negatif MISC. Dan MISC yang pernah saya sebutkan mungkin sebelumnya si anak itu pernah tertular Covid-19, karena pada anak-anak di bawah enam tahun tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan tes antibodi si anak ini positif," ujarnya.
"Itu menandakan apa, dia terbentuk antibodi alamiah bukan vaksin. Menandakan apa, menandakan si anak ini pernah menderita Covid-19 yang tidak diketahui oleh orang tuanya. Seperti kita ketahui, bisa OTG ini yang terkait banyak kasusnya. Tapi ingat saya tidak menyatakan itu sebagai penyebab. Itu terkait saja," ujarnya.