IDI: Covid-19 Sulit Dikendalikan, Kepatuhan Masyarakat Terhadap Prokes Rendah
Dia mengatakan, positivity rate Covid-19 di Indonesia pada Rabu (9/12) mencapai 14,3 persen. Standar aman World Health Organization (WHO), positivity rate Covid-19 hanya 5 persen.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi mengakui, penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan. Penyebabnya, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan masih rendah.
"Ditambahi dengan banyaknya peristiwa-peristiwa (kerumunan) yang memicu paparan (Covid-19) yang semakin meluas. Jadi memang betul semakin sulit dikendalikan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (10/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Dia mengatakan, positivity rate Covid-19 di Indonesia pada Rabu (9/12) mencapai 14,3 persen. Standar aman World Health Organization (WHO), positivity rate Covid-19 hanya 5 persen.
Ini menunjukkan, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global. Sementara mobilitas masyarakat saat ini sangat tinggi.
"Susah dikendalikan dalam artian memang satu angka positivity rate sekarang ini apalagi dengan kondisi saat ini dengan mobilitas masyarakat semakin sulit bagi kita menentukan istilahnya tracing," jelasnya.
Menurut Adib, pemerintah sendiri mulai kesulitan menentukan klaster Covid-19. Sebab, aktivitas masyarakat semakin tinggi sehingga kontak erat dengan kasus Covid-19 bisa terjadi di mana saja.
"Makin sulit karena kontak kita, kontak seluruh masyarakat sudah begitu banyak. Karena memang dengan kondisi saat ini mobilitas masyarakat sudah berjalan," terangnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan kasus Covid-19 meningkat tajam dalam sepekan terakhir. Bahkan, pada 3 Desember 2020 kasus Covid-19 bertambah 8.369 dalam sehari.
Padahal, jumlah testing (pemeriksaan) Covid-19 pada pekan pertama Desember mencapai 96,35 persen. Ini menunjukkan, penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan.
"Seharusnya, angka testing yang tinggi tidak diikuti dengan peningkatan kasus positif. Ini artinya, tingkat penularan makin tidak terkendali," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/12).
Menurut Wiku, peningkatan kasus positif Covid-19 disebabkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun menurun.
"Data terakhir menunjukkan tingkat kepatuhan memakai masker turun dari 83,6 persen pada bulan September menjadi 57,78 persen pada awal Desember," ujarnya.
Kedisiplinan masyarakat menjaga jarak juga menurun. Pada September 2020, kepatuhan masyarakat menjaga jarak mencapai 59,57 persen. Pada awal Desember 2020 turun menjadi 41,75 persen.
Wiku meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia menegaskan, protokol kesehatan merupakan kunci memutus penyebaran Covid-19.
"Tolong pengertiannya, tolong kerja sama yang serius. Jangan sampai kerja sama kita selama ini hilang percuma," tandasnya.
Baca juga:
IDI: Selama Pandemi, 194 Dokter Meninggal karena Covid-19
Update 10 Desember, 2.691 Pasien Covid-19 Dirawat di RSD Wisma Atlet
Ustaz Yusuf Mansur Positif Covid-19, Minta Didoakan
INFOGRAFIS: Per 9 Desember, Kasus Sembuh Covid-19 Capai 3.948 Orang
Pasien Covid-19 di RSUDAM dan Advent Bandarlampung Hilang Hak Pilihnya
Khawatir Menularkan, Pasien Covid-19 di Tasikmalaya Tak Gunakan Hak Pilih