IDI Minta Pemerintah Buka Data Pasien Covid-19 kepada Tenaga Medis
Seharusnya, kata Daeng, pemerintah membuka data pasien Covid-19. Transparansi data pasien Covid-19 bukan berarti disampaikan secara terbuka kepada publik, melainkan hanya diberikan kepada tenaga kesehatan terkait.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, mengatakan pemerintah menutup data pasien Covid-19. Hal ini mengakibatkan penularan Covid-19 terus terjadi dan jumlah tenaga kesehatan terjangkit virus Sars-Cov2 itu bertambah.
"Kami usul kasus ini dibuka, data kasus ini dibuka. Untuk apa? untuk memudahkan deteksi. Kalau data ini tidak dibuka maka deteksi kita akan kesulitan, kontaknya akan kesulitan sehingga identifikasi kepada siapa yang tertular, siapa yang mungkin akan tertular sulit dideteksi," katanya dalam diskusi virtual Tetap Lindungi Tenaga Medis dari Covid-19, Rabu (16/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Seharusnya, kata Daeng, pemerintah membuka data pasien Covid-19. Transparansi data pasien Covid-19 bukan berarti disampaikan secara terbuka kepada publik, melainkan hanya diberikan kepada tenaga kesehatan terkait.
"Dengan identifikasi yang tidak dibuka dengan baik petugas kesehatan tidak mengerti siapa yang sakit, siapa yang tidak, sehingga petugas kesehatan banyak yang tertular dari orang-orang yang datang ke fasilitas kesehatan. Karena dia (kasus Covid-19) sebenarnya kebanyakan tidak mengeluh sakit. Jadi OTG istilahnya. Datang ke petugas kesehatan dengan keluhan yang lain padahal dia sudah tertular," jelasnya.
Bila pemerintah membuka data kasus Covid-19, maka penularan Covid-19 bisa dicegah. Selain itu, tingkat penularan Covid-19 di fasilitas kesehatan dan tenaga medis juga dapat ditekan.
"Ini karena memang sistem deteksi (kasus Covid-19) tidak terbuka," ucap dia.
Daeng menambahkan, sejak Indonesia menyatakan pandemi Covid-19, IDI bersama sejumlah organisasi profesi kesehatan lainnya telah meminta pemerintah membuka data kasus Covid-19. Namun, pemerintah menolak dengan alasan khawatir menimbulkan kegaduhan.
"Pemerintah mempertimbangkan terjadi sedikit ricuh kalau data dibuka. Padahal maksud kami bukan dibuka secara umum tapi dibuka ke petugas-petugas terkait," tutupnya.
Baca juga:
Capai Rp 481,6 T, Realisasi Anggaran PEN per 14 Desember 69,3 Persen
Covid-19 Naik, Satgas Sumsel bilang 'Kita Tegur Prokes, yang Ditegur Lebih Galak'
Wagub DKI Jelaskan Kondisi Anies, Sudah Dua Pekan Masih Positif Covid-19
Bupati Kerinci Positif Covid-19
Pemprov DKI Kaji Pengetatan Pintu Masuk ke Jakarta Jelang Tahun Baru
Kegiatan Pasien OTG Covid-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga