IDI Sesalkan Implementasi Penanganan Covid Tak Solid Padahal Anggaran Ratusan Triliun
Slamet menilai, penanganan corona terlihat individual. Sehingga, menjadi tidak solid menangani pandemi.
Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Slamet Budiarto, menyayangkan implementasi penanganan pandemi Covid-19 di bawah tidak solid. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sangat baik menggelontorkan uang ratusan triliun demi penanganan corona.
"Presiden sudah sangat baik, sangat baik sekali, menggelontorkan ratusan triliun untuk penanganan Covid-19, tapi di bawah sayangnya implementasinya itu tidak solid," katanya dalam diskusi 'Suara Nakes untuk Indonesia', Sabtu (21/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Slamet menilai, penanganan corona terlihat individual. Sehingga, menjadi tidak solid menangani pandemi.
"Masing-masing sendiri, upaya Pak Presiden Jokowi dengan amat baik diterjemahkan di bawah tidak solid," ucapnya.
Selain itu, Slamet menyayangkan upaya penekanan tingginya kasus kematian. Menurutnya, gencarnya vaksinasi tidak seiring dengan pencegahan orang meninggal akibat corona.
"Sehingga ayo kita kejar vaksin, ayo kita cegah kematian, jangan ayo kita kejar vaksin, kematiannya biarin ajalah datanya masih di atas seribu," ujar Slamet.
Baca juga:
DKI Jakarta Lakukan Vaksinasi untuk Autoimun dengan Moderna, Ini Kata Satgas
Ribuan Warga Protes Anti-Lockdown di Melbourne
Mobilitas Warga Kalimantan Selatan Tinggi, Menko Airlangga Minta Pemda Waspada
Update Pasien Covid-19 RSDC Wisma Atlet per 21 Agustus 2021
IDI Minta Pemerintah Tak Abaikan Angka Kematian Covid di Tengah Gencarnya Vaksinasi