Indonesia Dorong Penggunaan 1 Data Protokol Kesehatan di Pintu Masuk Negara
Usulan itu muncul bertepatan dengan Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022. Salah satu rangkaian kegiatan Presidensi G20 di sektor kesehatan adalah pertemuan health working group (HWG). HWG pertama akan berlangsung di Yogyakarta pada 28 sampai 30 Maret 2022.
Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022. Salah satu rangkaian kegiatan Presidensi G20 di sektor kesehatan adalah pertemuan health working group (HWG).
HWG pertama akan berlangsung di Yogyakarta pada 28 sampai 30 Maret 2022. Sejumlah hal yang menjadi pembahasan ialah harmonisasi standar protokol kesehatan global, harmonisasi sistem identifikasi Covid-19 lewat sertifikat digital di pintu-pintu masuk negara, serta harmonisasi sistem untuk pengenalan dan berbagi berbagai informasi kesehatan.
-
Kapan KTT ke-20 ASEAN-India dihelat? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Siapa saja yang terlibat dalam KTT ke-20 ASEAN-India? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Apa misi Menko Airlangga Hartarto dalam KTT G20 di India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang diungkap oleh Wakil Menteri Kesehatan? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan dari sisi harmonisasi pada HWG pertama ini, Indonesia akan mendorong inisiatif panduan teknis perjalanan internasional berbasis pendekatan risiko bersama WHO, Kemudian harmonisasi sertifikat vaksin Covid-19 bersama Digital European Union, serta panduan perjalanan udara bersama dengan Internasional Civilization Organization.
"Kita perlu mendorong penggunaan 1 data protokol kesehatan terutama di pintu masuk sebuah negara," katanya dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (24/3).
Inisiatif yang didorong dalam HWG pertama untuk memperkuat sistem kesehatan global, menindaklanjuti mekanisme pendanaan pandemic preparedness response yang sebelumnya menjadi bagian pembahasan pada presidensi G20 di Italia tahun 2021.
Dalam HWG pertama, menurut Nadia, perlu dicapai kesepakatan kerja sama antar negara untuk pengenalan verifikasi sertifikat vaksin supaya bisa diakui di negara lain, terutama di negara-negara anggota G20.
"Ini adalah suatu langkah jangka panjang yang bisa diambil untuk mengamankan perjalanan internasional dan mengurangi penyebaran virus sambil menjaga mobilitas pelaku perjalanan internasional," ucapnya.
Selain itu, perlu membangun mekanisme global untuk meningkatkan akses serta mobilitas sumber daya kesehatan. Hal tersebut guna memperkuat pencegahan dan respons terhadap krisis kesehatan.
Selain penggunaan 1 data protokol kesehatan, Indonesia perlu juga mendorong inisiatif perluasan manufaktur vaksin Covid-19, pengobatan, serta diagnostik ke negara-negara berkembang.
Inisiatif lain yang dirasakan perlu adalah penguatan hubungan global bagi para ilmuwan di bidang virologi, imunologi, epidemiologi, dan di bidang keilmuan lainnya yang terkait dengan krisis kesehatan. Langkahnya adalah dengan membangun pusat penelitian di negara berkembang.
"Saat ini negara dengan ekonomi yang kuat harus membantu negara ekonomi kelas menengah ke bawah agar mampu merespons krisis kesehatan global. Tentunya hal ini juga akan membantu sistem kesehatan nasional mereka agar lebih kuat dan memiliki daya tahan yang lebih baik," tuturnya.
Baca juga:
Stasiun Garut Diresmikan, Warga Antusias Hadir hingga Lupa Prokes
Aturan-aturan yang Dilonggarkan saat Ramadan dan Idulfitri 2022
Satgas Covid-19: Masih Ada 1.811 Desa/Kelurahan Kurang Patuh Pakai Masker
Satgas Covid-19 Minta Pemda Kembali Beri Teguran Warga Pelanggar Prokes
Jokowi: Mudik Lebaran Dipersilakan, Syaratnya Sudah 2 Kali Vaksin dan Booster
Jokowi: Umat Muslim Dapat Kembali Salat Tarawih di Masjid pada Ramadan Tahun Ini