'Indonesia tak mau buru-buru maafkan Australia'
Menurut Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, perlu dilihat prosesnya dulu, untuk mengembalikan lagi kepercayaan RI.
Pemerintah Indonesia menangkap adanya upaya baik dari Australia untuk meminta maaf. Namun, Indonesia tak ingin buru-buru memaafkan negeri kanguru itu.
Menurut Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa , perlu dilihat prosesnya dulu, untuk mengembalikan lagi kepercayaan Indonesia kepada Australia.
"Ada upaya saya kira, tetapi inikan proses bukan suatu yang sesegera, yang penting ditumbuhkan adalah rasa saling percaya, kan kita yang paling merasakan dampak dari berbagai kebijakan Australia. Kita ingin menjalin hubungan baik dari Australia," ujar Marty di Istana Negara Jakarta Jumat (21/3).
Marty mengatakan agar dimaafkan negeri kanguru itu harus melaksanakan enam syarat yang diminta Indonesia saat itu. Di antaranya, masalah penyadapan, pemulangan pengungsi, yang menurut pemerintah Indonesia perlu diselesaikan bersama.
"Saya kita langkah yang harus ditempuh Australia sudah jelas melalui enam roadmap-nya dan perlu disusunnya tata perilaku code of conduct antara kedua negara yang mengesampingkan, menghentikan tindakan penyadapan dll," jelasnya.
Marty menambahkan atas hal itu akan dibicarakan kedua belah negara di acara KTT Keamanan Nuklir di Belanda. Di sana Marty yang mendampingi Wakil Presiden Boediono akan mendiskusikannya dengan pemerintah Australia.
"Besok kita mendampingi bapak Wapres untuk KTT keamanan nuklir di Belanda akan bertemu dengan pemerintah Australia salah satunya membahas masalah ini," tandasnya.