INFOGRAFIS: Membuka Tabir Autopsi Brigadir J
Ketua tim dokter forensik gabungan Ade Firmansyah Sugiharto memastikan luka-luka pada tubuh Brigadir J disebabkan karena kekerasan senjata api.
Tim Dokter Forensik Autopsi Ulang Brigadir J mengumumkan hasil autopsi ulang jenazah Brigadir Yoshua atau Brigadir J. Ketua tim dokter forensik gabungan Ade Firmansyah Sugiharto memastikan luka-luka pada tubuh Brigadir J disebabkan karena kekerasan senjata api.
"Penyebab kematian, kekerasan senjata api yang ditemukan di tubuhnya. Tidak ada luka lain selain senjata api," kata Ade kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/8).
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
Ade juga menyampaikan perbedaan hasil autopsi pertama dan autopsi ulang atau ekshumasi ajudan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo itu akan dibandingkan di pengadilan.
"Jadi kalau apakah ada perbedaan apa tidak, tentu kami nanti akan lihat sama-sama ya pada saat kita perbandingkan di sidang pengadilan dari ahli yang pertama, yang melakukan autopsi pertama, sekalipun juga kami yang melakukan autopsi ulang," kata Ade di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/8).
Menurut Ade, autopsi ulang tentu memiliki poin plus minus. Bahkan soal gambaran luka dinilainya dapat lebih baik autopsi pertama dibandingkan yang kedua. Sehingga Ade melanjutkan, jika membandingkan hasil autopsi pertama dengan autopsi kedua maka memang publik dapat melihat secara lengkap dan jelas saat di persidangan nanti.
"Setelah kita review lagi baik saat kita lakukan pemeriksaan dari foto, serta gambaran mikroskopik, kita masih bisa meyakini bahwa luka-luka itu adalah luka tembak yang ada di tubuh korban itu masih jelas sekali," imbuh dia.
Baca juga:
Kapolri: Timsus Sita 122 Bukti Terkait Kasus Tewasnya Brigadir J
Kapolri: CCTV di Pos Satpam Rumah Ferdy Sambo Kunci Pengungkapan Kasus Brigadir J
Kapolri Ungkap Karopenmas Tak Kuasai Kasus Brigadir J Karena Informasi Direkayasa
Total 97 Anggota Polri Diperiksa Akibat Kasus Ferdy Sambo, 35 Langgar Etik
Di Depan Komisi III, Kapolri Ungkap Motif Ferdy Sambo Tembak Brigadir J
Kapolri Ungkap Ferdy Sambo Janji 'Amankan' Bharada E Jika Bersedia Tembak Brigadir J