Ini 5 bencana besar dalam 1 bulan terakhir
Banyak sebab mengapa alam seakan-akan murka pada bangsa ini. Salah satunya karena tidak mempedulikan lingkungan alam.
Dalam satu bulan terakhir ini, Indonesia di kepung bencana besar. Banjir, tanah longsor dan letusan gunung menjadi catatan kelam bagi negeri ini mengawali tahun 2014.
Ribuan orang mengungsi akibat banjir, tanah longsor dan luapan lahar panas Gunung Sinabung. Bencana yang merata di sejumlah wilayah ini juga menyebabkan puluhan nyawa melayang.
Selain itu, kerugian material akibat bencana besar dalam satu bulan terakhir ini amatlah besar. Mencapai ratusan miliar bahkan menembus triliunan rupiah.
Banyak sebab mengapa alam seakan-akan murka pada bangsa ini. Salah satunya lantaran pembangunan di sejumlah wilayah tak terkendali, serta tidak mempedulikan lingkungan alam sekitar.
Berikut 5 bencana besar dalam 1 bulan terakhir ini yang mengepung Indonesia:
-
Mengapa benua ini tenggelam? “Kita berbicara tentang lanskap yang cukup terendam, lebih dari 100 meter di bawah permukaan laut saat ini,” Kasih Norman, arkeolog Universitas Griffith di Queensland, Australia, dan penulis utama studi baru ini, kepada Live Science.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa saja yang ada di dalam Benteng Lohayong? Benteng Lohayong memiliki empat bastion dengan dua pintu masuk. Benteng tersebut berbentuk bujur sangkar dan dapat menampung 23 tentara Eropa, 80 penduduk Solor, dan 17 orang Cina.
-
Kapan Benteng Van Der Capellen dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, Benteng Van Der Capellen ini berdiri sekira tahun 1824 bertepatan dengan Perang Paderi.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
Bencana Gunung Sinabung di Sumatera Utara
Korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara mencapai 28.221 orang/8.873 keluarga mengungsi per 19 Januari 2014. Sebanyak 39 titik pengungsian dibuat dan diperkirakan terus bertambah.
Sementara itu, dampak ekonomi mencapai Rp 712,2 miliar mengalami kerugian di sektor pertanian dan perkebunan. Seluas 10.406 ha lahan pertanian dan perkebunan disapu lahar letusan Gunung Sinabung.
Banjir Jakarta
Paling tidak, sebanyak 34 kecamatan di wilayah Ibu Kota terendam banjir selama sepekan ini. 12 Orang tewas dan 62.819 warga mengungsi di 253 lokasi yang tersebar di sejumlah titik.
Banjir luapan kali Ciliwung sejak Selasa (21/1) malam menerjang permukiman padat penduduk. Terutama mereka yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, kedalaman banjir mencapai 3 meter.
Daerah terdampak banjir meliputi Jalan Jatinegara, Otista, Bidaracina, Kampung Tanjung Lengkong, Kebayoran Baru, Tebet, Bukit Duri, Pancoran, Petogogan dan wilayah-wilayah lainnya. Baik di Jakarta Barat dan daerah Jakarta Utara.
Banjir bandang Manado
Selain Ibu Kota Jakarta, banjir bandang juga menyabu kota Manado, Sulawesi Utara pada Rabu (15/1). Lokasi daerah banjir meliputi Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Sebesar Rp 1,871 triliun kerugian material akibat bencana banjir bandang ini. 27 Orang dirawat di rumah sakit, 19 orang tewas, 10 orang hilang dan 88.122 warga mengungsi.
Kemudian banjir bandang juga menyapu sebanyak 11.088 rumah, 10.484 rumah terendam, 59 rumah hanyut dan 8 rumah tertimbun tanah. Serta 132 kendaraan rusak, 150 kendaraan terjebak jalan putus dan beberapa ruas jalan terputus.
Banjir di wilayah Pantura
Tak hanya di Manado dan Jakarta, banjir juga mengepung wilayah-wilayah di Jalur Pantai Utara (Pantura). Seperti banjir di Pemalang, Subang, Indramayu, Demak, Pati, Semarang dan daerah lainnya.
Pada 19 Januari 2014, banjir menerjang Kabupaten Pemalang yang menyebabkan 86 rumah terendam dan 400 orang mengungsi. Di tanggal yang sama, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, banjir juga mengepung. Sebanyak 7.000 warga mengungsi.
Selang satu hari kemudian, banjir juga mengepung Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Sebanyak 650 rumah terendam dan 900 warga mengungsi.
Pada 5 Januari 2014, Kabupaten Kebumen juga disapu banjir. Sebanyak 7 rumah rusak berat, 1 tanggul jebol dan 15 ha sawah terendam. Satu hari kemudian Kota Semarang juga terjadi tanah longsor yang menyebabkan tertutupnya jalan sepanjang 25 meter dengan ketebalan 7 meter.
Gempa 6,5 SR guncang Kebumen, Jawa Tengah
Gempa dengan kekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang wilayah Jawa Tengah. Getaran gempa dirasakan amat kuat di Kebumen, Purworejo, Yogyakarta dan sejumlah wilayah pesisir pantai selatan.
Di Kebumen, sebanyak 17 rumah rata dengan tanah dan puluhan rumah lainnya mengalami rusak parak dan ringan. Serta 1 buah masjid Jami At-Taqwa rusak berat akibat guncangan gempa.
Di Cilacap, 3 unit rumah rusak parah dan 13 unit rumah rusak ringan. Gempa juga menyebabkan rumah rusak di Magelang, Yogyakarta, dan Banyumas.
Baca juga:
Operator seluler berlomba bantu korban bencana di Indonesia
7 Binatang ini bisa prediksi datangnya bencana alam
'Rata-rata tiap tahun 514 orang tewas akibat banjir dan longsor'
Di tahun 2013, bencana banjir dan longsor naik 300 persen
'Iklim berubah karena ulah manusia sendiri'