Ini alasan Bupati Dedi membangun air mancur Sri Baduga di Purwakarta
Untuk meningkatkan kunjungan masyarakat luar ke Purwakarta.
Langkah Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi membangun air mancur dengan skala besar yang diklaim sebagai air mancur terbesar se-Asia Tenggara membuat seluruh mata tertuju ke Purwakarta, Kabupaten kecil di Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta.
Lalu apa sebenarnya alasan Dedi membangun air mancur yang bernama Sri Baduga Maha Raja itu hingga menghabiskan biaya sebesar Rp 50 milyar ?
Menurut Dedi Mulyadi, pembangunan Sri Baduga tersebut selain bertujuan sebagai pengembangan obyek wisata Taman Sri Baduga Situ Buleud yang sudah ada, dia ingin membuat destinasi wisata baru untuk meningkatkan kunjungan masyarakat luar ke Purwakarta. Dedi juga berharap agar keberadaan air mancur Sri Baduga Maha Raja bisa menjadi ikon dan mengangkat citra Purwakarta di mata dunia.
Di sisi ekonomi keberadaan air mancur juga diharapkan bisa meningkatkan sumber perekonomian masyarakat Purwakarta.
"Kalau lima ribu orang, setiap kunjungan maka sudah berdampak besar pada ekonomi masyarakat. Terutama para pedagang secara keseluruhan," kata Dedi Mulyadi, saat berbincang dengan merdeka.com Selasa (12/1).
Dedi juga tidak memungkiri, jika biaya pembuatan air mancur tersebut harus mengeluarkan kocek yang besar, namun dalam jangka waktu cepat ke depannya, hal itu akan sebanding dengan hasil yang akan didapat. Di antaranya melalui pendapatan pajak dari Hotel dan Rumah makan.
"Saya Berharap ada lima hotel berbintang yang dibangun setelah adanya air mancur, jika per hotel pajaknya 2 milyar, maka dalam lima tahun semuanya akan kembali, belum lagi ditambah dengan pajak rumah makan," ujarnya.
Lebih lanjut menurut Dedi, Peluang itu harus segera dimanfaatkan oleh masyarakat Purwakarta, sehingga masyarakat tidak sebatas menjadi penonton tetapi mendapatkan juga keuntungan dengan banyaknya wisatawan yang datang.
Disinggung pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan, Dedi menerangkan jika dari total panjang jalan di Kabupaten Purwakarta saat ini 727.550 kilometer. 84 persen jalan atau sepanjang 611.830 kilometer sudah terlapisi aspal dengan komposisi hotmix dan lapen. Sekitar 55.970 kilometer atau sekitar 8 persen jalan menggunakan teknik pengerasan cor beton.
"Pembangunan jalan di Purwakarta hanya menyisakan sekitar 16 persen dan akan diselesaikan pada tahun 2016 ini," jelas Dedi.
Dedi juga menyampaikan di bidang elektrifikasi, Pemerintah Kabupaten Purwakarta sudah menyelesaikan 99 penyediaan listrik bagi warganya. Sementara, di sisi lain masyarakat berharap dibalik pembangunan air mancur dan aspek pembangunan infrastruktur megah, yang gelindingkan Bupati Dedi. Lahir juga keseimbangan sehingga tidak terjadi ketimpangan.
"Pokoknya selaku masyarakat mah minta seimbang saja. Tolong lebih diperhatikan lagi masyarakat kecil," kata Ahmad, salah seorang warga Nagri Kidul, Purwakarta Kota.
Warga juga menilai, jika Bupati Dedi adalah sosok yang paling berhasil dalam memimpin Purwakarta, dibanding dengan kepala daerah sebelumnya. Sehingga Purwakarta kini menjelma menjadi kota yang dikenal hingga manca negara.
"Kalau dulu Purwakarta dicap sebagai kota pensiunan sekarang kan udah meningkat bahkan pesat. Sekarang mungkin masyarakat dunia sudah tahu bahwa Indonesia itu bukan saja Bali dan Jakarta, tapi ada purwakarta," imbuh Ahmad.
Ahmad dan masyarakat Purwakarta kini berharap, jika kebijakan Bupatinya yang dikenal sebagai sosok visioner itu, akan lebih membahagiakan lagi warga Purwakarta. Mereka juga menanti gebrakan yang lebih besar dan mempertegas jika apa yang dilakukannya benar-benar bentuk keberpihakannya kepada rakyatnya.