Ini kata dukun Merah Delima mengaku bisa gandakan uang
"Begini, nyari dulu aja itu merah delimanya," ujar dia.
Belakangan jagad Youtube gempar. Ada seorang pria mengenakan baju kiai, bersorban dan mengenakan jubah putih bisa menggandakan uang. Video berjudul 'Merah Delima' tersebut diunggah baru 19 Februari 2014 lalu. Meskipun baru 5 hari diunggah di Youtube, video tersebut sudah dilihat 177 ribu orang lebih.
Ketika merdeka.com mencoba menghubungi nomor yang tertera di akun Youtube itu, pria tersebut mengaku bernama Kiai Suryo. Dia mengaku bisa menggandakan uang dengan media yang sifatnya berbentuk merah delima.
"Begini, nyari dulu aja itu merah delimanya. Merah delima dalam bentuk apa saja, ya terserah sampeyan. Saya kan juga nggak tahu yang sampeyan bawa nanti apa," kata Suryo ketika dihubungi merdeka.com, Senin (24/2).
Anehnya, kiai bermodus dukun ini enggan membeberkan secara langsung bagaimana proses penggandaan uangnya. Dia pun juga ogah mengatakan berapa tarif untuk jasa mengeluarkan duit selangit itu. Jika memang kliennya berminat, dia mempersilakan untuk langsung mengunjungi kediamannya di daerah Solo, Boyolali, Jawa Tengah.
"Nanti ketemu dulu kita tulis perjanjian di atas hitam dan putih baru saya jelaskan semua caranya. Rumah saya juga nggak gampang, saya tinggal di Solo, daerah Boyolali," ujarnya meyakinkan.
Dalam video itu dijelaskan: "Proses tarik uang dengan media MD ( 1 gelas hasil = 8 Milyard ) Jadi klo MD nya bisa lebih dari 1 gelas tinggal kalikan saja hasilnya!!!dengan media yang lain juga bisa (beda media beda hasil misal : BK, KERIS BERDIRI BOLAK-BALIK, ANTI CUKUR ( RB / ANTI CUKUR SELAIN RB TDK BISA ) Jadi ngapain dimaharkan? medingan klo agan2 punya barang/pusaka mending diproses saja toh hasilnya juga sdh lebih dari cukup buat 7 anak turunan.....," demikian keterangan video yang diunggah "Jagad Multimedia."
Sosiolog Dian Wisdianawati memahami mengapa banyak orang menawarkan diri bisa menggandakan uang. Dia juga memahami mengapa mereka mendapat pasar. Menurut dia, krisis ekonomi membuat masyarakat frustrasi dan cenderung menghalalkan segala cara buat mendapatkan harta secara instan. Meski menurut dia, tawaran penggandaan uang jika dipikir tidak rasional, tapi tetap saja ada orang-orang mau melakoni hal itu.
"Banyak orang tertipu tapi malu untuk melapor karena takut terseret kejahatan penggandaan uang itu. Kurangnya rasa syukur juga membuat masyarakat gampang tergiur," kata Dian saat dihubungi merdeka.com beberapa waktu lalu.