1 Balita korban ledakan gereja di Samarinda meninggal dunia
Dirut RSUD AW Syachranie Samarinda dr Rachim Dinata menerangkan, kondisi balita IM memang paling kritis, di mana luka bakarnya mencapai sekitar 78 persen. Saat masuk perawatan intensif RSUD AW Syachranie, dia langsung mendapatkan perawatan medis dari bermacam dokter ahli.
IM, balita berusia 2,5 tahun korban ledakan bom di halaman gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya meninggal dunia. Korban menderita luka bakar cukup serius sehingga nyawanya tidak tertolong.
Keterangan diperoleh, korban meninggal dunia sekitar pukul 05.00 WITA pagi tadi, dalam perawatan intensif medis RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda. Balita perempuan itu dirujuk bersama korban ledakan balita lainnya, T (3), sejak kemarin sore dari RSUD IA Moeis, rumah sakit milik Pemkot Samarinda.
"Benar, satu orang korban meninggal dunia di rumah sakit ya," kata Kasubbag Humas Polresta Samarinda, Iptu Hardi, kepada wartawan, Senin (14/11).
Dirut RSUD AW Syachranie Samarinda dr Rachim Dinata menerangkan, kondisi balita IM memang paling kritis, di mana luka bakarnya mencapai sekitar 78 persen. Saat masuk perawatan intensif RSUD AW Syachranie, dia langsung mendapatkan perawatan medis dari bermacam dokter ahli.
"Ditangani dokter bedah plastik untuk luka bakarnya, bedah umum, anastesi dan dokter anak. Tapi nyawanya tidak tertolong karena luka bakarnya sekitar 70 persen. Orang dewasa saja, di atas 45 persen sudah berat, apalagi ini anak bayi," kata Rachim saat ditemui wartawan pagi ini.
Balita T, lanjut Rachim, juga terpantau tim medis menderita luka bakar sekitar 50 persen. Tim dokter, terus berupaya semaksimal mungkin, untuk memulihkan kondisinya.
"Sampai pagi ini (balita T) masih bertahan. Masa kritis 10-12 hari. Kalau bisa melewati 12 hari, Insya Allah bisa terbantu," ujar Rachim.
"Dua pasien anak lainnya yang mengalami luka bakar, akan kita ambil dari RS Moeis. Keduanya itu menderita luka bakar sekitar 16 persen," tambahnya.
Juga dijelaskan Rachim, selain menderita luka bakar, korban ledakan juga mengalami trauma inhalasi di saluran pernapasan, sehingga menyebabkan pembengkakan paru-paru.
"Di samping terkena ledakan, korban anak ini juga terhirup asap setelah ledakan," demikian Rachim.
Diketahui, dua pasien anak korban ledakan lainnya yang akan dipindahkan ke RSUD AW Syachranie adalah AS (5) serta A (4). Tim medis tengah mempersiapkan proses pemindahannya dari RSUD IA Moeis di Jalan AM Rifaddin, Samarinda Seberang.
Diketahui, bom berjenis low explosive diduga bom buku, meledak sekira pukul 10.00 WITA, Minggu (13/11) pagi kemarin, di halaman Gereja Oikumene, Samarinda. Di dalam gereja, jemaat usai melakukan ibadah Minggu.
Akibat ledakan, lima korban menderita luka-luka, di mana dua di antaranya mengalami kondisi kritis. Setelah menangkap Johanda sebagai pelaku peledakan, Densus 88 terus mengejar jaringan lainnya. Sementara Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Safaruddin memastikan, perbuatan pelaku adalah perbuatan seorang teroris.