Istana Minta Dinkes Audit RSUD Subang Diduga Tolak Ibu Hamil Berujung Meninggal
Istana meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Subang wajib melakukan Audit Kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu hamil tersebut.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sri Prahastuti menyesalkan RSUD Ciereng Subang yang diduga menolak memberi pelayanan kepada seorang ibu hamil bernama Kurnaesih. Brian pun bicara mengenai upaya pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu.
"Kami sangat menyayangkan jika masih ada penolakan penanganan kasus gawat darurat oleh RS, apalagi kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi," kata Brian dalam keterangannya, Rabu (8/3).
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Kapan Nia Ramadhani menjaga ibundanya di rumah sakit? Pagi ini ibunda Nia menjalani perawatan atas sakitnya.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Bagaimana Nia Ramadhani menjaga ibundanya di rumah sakit? Ia pun menemani sang ibunda selama dirawat di RS. Merasa Khawatir Nia mengaku tidak tenang melihat sang ibunda terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Ia pun merekam momen itu dan mengunggahnya di story.
-
Apa saja masalah kesehatan yang biasanya dialami oleh ibu hamil? Masalah Kesehatan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil Pada saat kehamilan, wanita mengalami sejumlah perubahan pada tubuhnya baik secara anatomi, fisik, serta psikologi. Perubahan di dalam tubuh ini dimulai ketika mulai hamil dan berdampak pada seluruh tubuh. Gejala yang muncul ini biasanya akan berkurang dan mereda sendiri setelah melahirkan.
-
Apa saja ciri-ciri gangguan kesehatan mental pada ibu hamil? "Kalau pada ibu hamil khususnya ada perasaan tertekan sepanjang hari, ada insomnia atau hypersomnia, jadi kebanyakan tidur atau sulit tidur, kebanyakan makan atau sulit makan," kata Lenny beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
"Sementara kita ketahui bahwa penurunan Angka Kematian Ibu merupakan prioritas nasional seperti halnya penurunan angka stunting," sambungnya.
Brian meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Subang wajib melakukan Audit Kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu hamil tersebut. Selain itu, merumuskan rekomendasi agar kasus serupa tak terjadi lagi, terutama di RSUD Ciereng Subang.
Menurutnya, ada standar kualitas layanan yang harus dipatuhi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang dibentuk. Standar itu untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus kegawat daruratan obstetrik dan neonatal di RS.
Harusnya, dengan standar itu pasien sudah mendapatkan penanganan awal di IGD RS sebelum dialihrawat ke bagian PONEK.
"Semestinya, urusan administrasi diselesaikan tanpa menunda tindakan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi," ujarnya.
"Walaupun, pada kasus ini sepertinya ibu hamil datang sudah dengan kondisi yang buruk dan prognosa yang kurang baik. Jarak tempuh dari puskesmas ke RS yang mungkin juga cukup jauh dan berkontribusi pada keterlambatan dalam penanganan," kata Brian.
Diberitakan, Juju Junaedi hanya bisa pasrah menerima takdir melihat istrinya yang sedang hamil meregang nyawa di perjalanan dari Subang ke Kota Bandung. Pasien tersebut diduga tidak dilayani oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Subang.
Juju, warga Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, mengisahkan peristiwa pilu itu terjadi pada Kamis (16/2) malam lalu. Sebelumnya, sang istri yang bernama Kurnaesih (39) dibawa ke puskesmas karena mengalami panas dan kejang.
Kondisinya itu tidak berangsur baik hingga akhirnya harus dirujuk ke RSUD Subang, karena khawatir bisa berefek pada sang bayi yang sudah dikandung sembilan bulan. Dia pun dibantu Bidan Desa Buniara untuk mengurus segala kebutuhan dan koordinasi dengan pihak RSUD Subang.
Sekira pukul 21.00 Wib, Kurnaesih masuk ke ruang IGD. Di sana dia mendapat perawatan sebentar dan dipindahkan ke ruang Ruangan Khusus Ibu Melahirkan (PONEK). Hanya saja, di ruang tersebut Kurnaesih tidak mendapat perawatan maksimal padahal keadaannya sudah kritis ditambah sudah waktunya melahirkan.
Alasannya yang diberikan, ruangan tersebut penuh sehingga pihak keluarga diminta untuk mencari fasilitas Kesehatan lain. Bidan desa yang menemani keluarga Juju akhirnya memutuskan untuk mencari rumah sakit di Kota Bandung.
Namun, di tengah perjalanan, Kurnaesih beserta anak yang sudah memasuki usia dilahirkan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
(mdk/ray)