Istana Tindaklanjut Laporan GP Ansor Soal Kelompok Radikal Buat NKRI Bersyariat
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, seluruh elemen masyarakat tidak boleh ragu-ragu menghadapi kelompok radikal. Sebab, mereka berpotensi mengganggu masa depan generasi muda dan bangsa.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menindaklanjuti laporan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Di antaranya laporan mengenai konsolidasi kelompok radikal yang ingin mendirikan negara khilafah atau NKRI bersyariat.
"Kita semuanya harus memiliki sikap yang sama. Jadi akan lebih bagus lagi nanti kalau menempatkan (kelompok) radikal sebagai musuh bersama," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (11/1).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan gugatan terhadap Presiden Jokowi dilayangkan? Dilansir di situs SIPP PTUN Jakarta, Senin (15/1/2024), gugatan itu telah teregister dengan nomor perkara 11/G/TF/2024/PTUN.JKT tertanggal 12 Januari 2024.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, seluruh elemen masyarakat tidak boleh ragu-ragu menghadapi kelompok radikal. Sebab, mereka berpotensi mengganggu masa depan generasi muda dan bangsa.
"Daripada berkembang ke depan sekarang harus putus tidak boleh lagi berkembang," ucapnya.
Mengenai laporan GP Ansor bahwa kelompok radikal mendukung salah satu kontestan pemilu 2019, menurut Moeldoko, Jokowi tidak menanggapi.
"Pak Jokowi tidak memberikan tanggapan tapi saya pribadi ingin mengingatkan siapa pun yang bermain-main dengan itu menggunakan kelompok-kelompok radikal untuk kepentingan politik praktis maka ini akan menjadi back fire. Ingat itu. Jadi jangan main-main dengan itu," kata dia.
Sebelumnya, Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pihaknya menemukan ada kelompok radikal yang terkonsolidasi akibat kontestasi pilpres 2019. Kelompok tersebut tersebar di Jawa Barat dan di luar pulau Jawa.
"Riau misalnya, terkonsolidir. Jawa Barat apalagi," ucap Yaqut.
Menurut Yaqut, kelompok radikal ini tidak merusak pemilu 2019. Mereka hanya berafiliasi dengan salah satu kontestan pemilu yang bisa mengakomodir agenda pendirian negara khilafah atau NKRI bersyariat.
Putra dari Muhammad Cholil Bisri ini enggan menyebut siapa kontestan yang dekat dengan kelompok radikal tersebut.
"Saya tak mau sebut, namun faktanya ada. Bisa dirasakan lah, saya kira kawan-kawan wartawan juga tahu," ujar dia.
Baca juga:
GP Ansor Lapor Jokowi Ada Kelompok Radikal Afiliasi dengan Kontestan Pemilu
Temui Jokowi di Istana, GP Ansor Bahas Situasi Politik
Irwan, Anggota Banser NU Yang Tak Pernah Absen Jaga Natal
Anggota DPR Desak Dubes Arab Minta Maaf Pada PBNU dan GP Ansor
Jokowi: Ansor Warisi Keberanian Para Pejuang, Selalu di Depan Jaga Pancasila
Polda Jatim Tetapkan Gus Nur sebagai Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik