Isu harga rokok naik, karyawan pabrik ketar-ketir takut kena PHK
Pemerintah diharapkan melakukan pertimbangan matang sebelum memutuskan.
Wacana kenaikan harga rokok membuat karyawan pabrik pembuatannya ketar-ketir. Mereka khawatir bakal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal lantaran rendahnya permintaan.
Denny Harianto (28), karyawan pabrik rokok Gandum di Malang, mengungkapkan, para perokok banyak akan berhenti karena pertimbangan harga. Akibatnya produksi rokok berlahan-lahan menurun.
"Kalau produksi menurun, perusahaan lama-lama akan melakukan PHK. Jangan sampai naik yang sangat tinggi, tidak setuju," kata Denny di pabrik tempatnya bekerja, Kelurahan Bandulan, Kota Malang, Senin (22/8).
Dia berharap pemerintah melakukan pertimbangan matang sebelum memutuskan menaikkan harga rokok. Sebab, dampak kenaikan rokok akan dirasakan pabrik dan karyawannya.
Sementara itu, Nashikah (33), karyawati pabrik rokok, mengungkapkan kenaikan seharusnya tidak sebesar seperti yang beredar belakangan ini. Meski begitu, dia setuju wacana kenaikan harga rokok lantaran pertimbangan kenaikan-kenaikan barang yang lain.
"Tetapi naiknya jangan besar-besar, kenaikan juga harus diikuti pendapatan para karyawannya," kata Nashikah sambil tertawa.
Sejumlah perusahaan rokok di Malang menolak memberikan komentar terkait isu tersebut. Mereka beralasan, belum bisa menanggapi karena masih bersifat wacana.
"Managemen tidak bisa memberikan tanggapan, karena itu belum pasti. Nanti kalau sudah ada perkembangan informasi silakan telepon," kata Satpam pabrik rokok Jagung di Kedungkandang, Kota Malang kepada wartawan.