Jadi produsen terbesar di dunia, nasib petani sawit Indonesia belum sejahtera
Darmayanti Lubis melihat kompleksitas permasalahan petani sawit Indonesia, mulai dari rendahnya produktivitas sawit, harga kelapa sawit yang fluktuatif dan cenderung turun, kurangnya pabrik pengolahan sawit milik BUMN, regulasi yang belum memihak sepenuhnya kepada petani sawit.
Meski menjadi negara terbesar dalam produksi CPO di dunia, nasib petani sawit Indonesia masih belum sejahtera. Permasalahan ini mengemuka dalam Executive Brief (EB) Wakil Ketua DPD RI yang dipimpin oleh Prof Darmayanti Lubis, Selasa (25/9) kemarin.
"Permasalahan kelapa sawit memang ada dari mulai hulu hingga hilir, dan pada ujungnya nasib petani sawitlah yang mengkhawatirkan," ujar Darmayanti.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
EB yang berlangsung di ruang rapat Pimpinan DPD RI, Gedung Nusantara V lantai 8, dihadiri Wakil Ketua Komite III DPD RI, Anggota DPD RI, Ditjen. Perkebunan Kementerian Pertanian, perwakilan PTPN VII, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), peneliti IPB, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Indonesia Planters Society (IPS).
Darmayanti Lubis melihat kompleksitas permasalahan petani sawit Indonesia, mulai dari rendahnya produktivitas sawit, harga kelapa sawit yang fluktuatif dan cenderung turun, kurangnya pabrik pengolahan sawit milik BUMN, regulasi yang belum memihak sepenuhnya kepada petani sawit. Oleh karena itu EB hari ini bertujuan untuk memperoleh berbagai informasi terkini dalam memetakan permasalahan kelapa sawit, khususnya petani sawit
plasma, guna menjadi bahan dalam perumusan pertimbangan dan keputusan DPD RI dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penyempurnaan legislasi.
Executive Brief (EB) Wakil Ketua DPD RI yang dipimpin oleh Prof Darmayanti Lubis ©2018 Merdeka.com
Soal harga sawit yang rendah, menurut perwakilan PTPN VII, karena selama ini belum ada acuan tentang harga sawit. Selama ini harga mengikuti pasar yang ditenderkan dan wajar jika swasta memilih harga yang rendah. Harus ada barometer harga sawit satu pintu melalui indeks harga CPO. Pemerintah juga harus berupaya melakukan by pass penjualan sawit oleh petani tanpa melewati trader (pengumpul), sehingga petani dapat menikmati harga yang
lebih tinggi. Secara khusus, PTPN VII mengharapkan adanya regulasi yang mempermudah petani untuk memperoleh pendanaan, khususnya dalam hal pengolahan lahan. Selama ini 60 persen biaya operasional petani plasma adalah untuk membeli pupuk.
Sementara itu, BPDPKS mengklaim bahwa tidak ada masalah dalam dana pengolahan perkebunan kelapa sawit, apalagi dana BPDPKS yang terkumpul sebanyak Rp 14 triliun.
"Isunya bukan tentang kecukupan dana, sebenarnya oportunity dan potensi pendanaan sudah ada, tinggal persoalannya dalam implementasi kepada petani kelapa sawit. selama ini kami terkendala dengan persoalan verifikasi dan identifikasi petani, akibatnya percepatan alokasi pendanaan sering lamban," terang Dono Boestami, Direktur Utama BPDPKS.
Wakil Ketua DPD RI, Darmayanti Lubis secara khusus menyoroti peremajaan lahan sawit atau replanting yang sering menjadi kendala bagi petani sawit. "Replanting juga mengalami kendala sendiri, karena lahan perkebunan milik rakyat, sebagian besar sertifikatnya sudah digadaikan kepada pihak ketiga sehingga tidak ada lagi yang dapat dijadikan agunan untuk mendapatkan modal untuk peremajaan," kata Darmayanti.
Sementara itu BPDPKS yang didirikan untuk mendukung program pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, oleh petani dirasakan belum berlaku adil karena lebih condong untuk membantu pengusaha kelapa sawit berskala besar daripada membantu peremajaan kelapa sawit milik rakyat dan pengembangan infrastruktur.
Sebenarnya potensi sawit sungguh luar biasa. "Kelapa sawit tidak saja menghasilkan minyak nabati, tapi juga dapat menjadi bahan bioenergi, bofuel, biomaterial, dan bahan unggulan dunia. Potensi kelapa sawit sungguh luar biasa, tinggal apakah kita mau atau tidak untuk memanfaatkannya," kata Dr Erliza Hambali, dari Surfactant and Bioenergy Research Center IPB Bogor.
Penelitian tentang pengembangan berbagai inovasi kelapa sawit selama ini telah banyak dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah CPO, PKO dan biomassa sawit. Menurut Erliza, hasil riset sebaiknya dapat disosialisasikan dan diimplementasikan kepada keluarga petani sawit, kelompok petani, koperasi petani sawit, dalam bentuk pilot project di antaranya pengolahan pupuk kompos slow release dari tandan kosong kelapa sawit,
formulasi pestisida berbasis surfaktan, dan lain sebagainya.
Peserta EB mengamati bahwa industri kelapa sawit masih belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Padahal sebagai produsen CPO terbesar dunia, harusnya kelapa sawit dan para petaninya, memiliki masa depan cerah. Memang dibutuhkan goodwill, dukungan dan keberpihakan konkret dari pemerintah, agar peran petani sawit rakyat berjaya.
Baca juga:
Gelar RDP dan RDPU, Komite I DPD RI pertanyakan kelanjutan otsus Papua serta Aceh
DPD RI: Perkuat ekonomi daerah untuk hadapi persaingan internasional
DPD RI bahas daerah otonomi baru di Kantor Staf Presiden
DPD RI harapkan RUU SDA akomodir kebutuhan masyarakat daerah akan air
DPD RI beri catatan soal persiapan Pemilu Serentak 2019
DPD RI desak pemerintah buka keran moratorium pemekaran daerah