Jarak Aman 3 Km, Karakter Erupsi Gunung Merapi Saat Ini Mirip 2006
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan adanya temuan deformasi di Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan adanya temuan deformasi di Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menyebut dari analisa deformasi, pihaknya memprediksi seandainya terjadi erupsi maka karakter erupsinya seperti di tahun 2006 yang lalu.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
"Perilaku deformasi saat ini lebih mengikuti perilaku deformasi menjelang erupsi 2006, sehingga perilaku erupsi nantinya diperkirakan akan mengikuti perilaku erupsi 2006," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7).
Hanik menuturkan BPPTKG saat ini terus memantau kondisi Gunung Merapi. Pemantauan ini dilakukan dengan berbagai peralatan dan metode.
Hanik menyebut metode yang dipakai antara lain metode seismik, deformasi maupun geokimia. Untuk mengukur deformasi, Hanik merinci jika BPPTKG menggunakan Electronics Distance Measurements (EDM).
Terkait adanya deformasi paska erupsi di Juni 2020, Hanik menjabarkan jika laju deformasi terpantau 0,5 cm per hari. Deformasi ini terpantau dari pos pemantauan Babadan.
Sementara itu Hanik membandingkan deformasi saat ini dengan pada saat erupsi Gunung Merapi tahun 2006. Saat itu deformasi Gunung Merapi diukur dari Pos Kaliurang per hari yaitu 4 cm/hari, sedangkan dari Pos Babadan per hari tercatat 0,7 cm/hari.
Sementara saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010, deformasi Merapi diukur dari Pos Kaliurang sebesar 10 cm/hari. Jika dihitung sebelum satu bulan sebelum erupsi, total laju deformasi 300 cm
Dari data yang ada saat ini, Hanik menyampaikan bahwa potensi bahaya erupsi Gunung Merapi saat ini berupa luncuran awan panas. Jarak bahaya masih dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
Hanik merinci saat ini belum ada kenaikan Gunung Merapi. Hanik menyebut status Merapi saat ini masih waspada (level II). Status waspada ini sudah ditetapkan sejak 21 Mei 2018 yang lalu.
"Kami sampaikan bahwa potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material akibat erupsi eksplosif. Rekomendasi jarak bahaya dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi," tutup Hanik.
Baca juga:
Mengunjungi Museum Sisa Hartaku, Saksi Bisu Letusan Besar Merapi 2010
Sikapi Gunung Merapi, Sultan HB X Minta Masyarakat Tidak Panik
Meski 'Membengkak', Status Gunung Merapi Tetap Waspada
Ganjar Sebut Perut Gunung Merapi Sedang 'Membengkak'
Gunung Merapi Sedang 'Membengkak', BNPB Koordinasi dengan Bupati Sleman
Gunung Merapi Menggembung, Proses Evakuasi Akan Terapkan Protokol Kesehatan