Jarak pandang 300 meter, 60 penerbangan di Bandara Riau lumpuh
Jarak pandang di Pekanbaru terus menurun seiring kebakaran hutan yang terjadi.
Jarak pandang runaway (landasan pacu) di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau hanya 300 meter. Akibatnya, sebanyak 60 jadwal penerbangan pada Rabu (21/10) mengalami pembatalan akibat kabut asap.
"Hingga pukul 13.00 WIB sudah ada 60 penerbangan yang batal," ujar Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Hasnan saat dihubungi.
Padahal, dalam jadwal pada hari ini terdapat 78 jadwal penerbangan reguler, namun jarak pandang di Kota Pekanbaru akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan terus menurun menyebabkan maskapai memilih untuk membatalkan penerbangan.
"Siang ini visibility hanya berkisar 300 meter. Sementara di pagi hari sempat 500 meter," jelasnya.
Sejumlah maskapai yang telah membatalkan penerbangan hari ini adalah Citilink, Fire Fly, Air Asia, Sriwijaya, Garuda Indonesia, Malindo, Lion Air.
Biasanya, terdapat 11 maskapai yang melayani puluhan rute penerbangan domestik dan internasional di Bandara SSK II Pekanbaru setiap harinya dengan rata-rata 8.000 penumpang. Namun karena kabut, semua penerbangan lumpuh total.
Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau terus memburuk seiring dengan meningkatnya jumlah titik panas di Pulau Sumatera. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 633 titik panas yang tersebar di tujuh Provinsi di Sumatera.
Di Riau, terdeteksi 25 titik panas dengan 22 di antaranya dipastikan titik api yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
"Titik api itu tersebar di Meranti dengan tiga titik, Indragiri Hili 12 titik serta Indragiri Hulu tujuh titik," jelasnya.
Baca juga:
BNPB: Ajakan taruh baskom air & garam buat lawan asap menyesatkan
Polri beri bantuan langsung buat korban bencana asap
Pesawat besar kesulitan beraksi padamkan kebakaran lahan di Sumsel
Terpapar kabut asap, Aerli tewas di rumah sakit usai demam tinggi
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Apa yang menjadi ciri khas PO Bus Bireuen Ekspress? Selain PO Bus PMTOH yang sudah dikenal masyarakat Aceh, armada bus yang satu ini juga tak kalah legendaris dan jadi primadona.
-
Apa yang menjadi ciri khas jalur kereta api Rangkasbitung - Pandeglang saat ini? Rel bahkan sudah ditumbuhi pohon di bagian tengahnya yang berarti usia rel sudah lebih tua dari tumbuhan besar tersebut.
-
Kenapa Jembatan Kereta Api Rancagoong bikin merinding? Bukan karena tempat tersebut angker, namun karena sempitnya jembatan dan tidak adanya pembatas di sisi kanan dan kiri jembatan.Ketinggian jembatan juga mencapai puluhan meter, sehingga para pengguna roda dua yang melintasi jembatan wajib berhati-hati.
-
Di mana ekspedisi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo dilakukan? Ekspedisi itu diprakarsai oleh Abdul Kholik sendiri, dengan menyusuri sejumlah bekas jalur baik yang relnya masih tersisa maupun telah berubah jadi pemukiman penduduk.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
Akibatnya ratusan titik api yang terdeteksi di Pulau Sumatera mengakibatkan kabut asap tebal masih terus menyelimuti sejumlah wilayah Riau.
Kabut asap terburuk terpantau di Pelalawan dengan jarak pandang berkisar 200 meter. Selanjutnya di Dumai jarak pandang berkisar 300 meter, Rengat Kabupaten Indragiri Hulu berkisar 500 meter.