Jaringan pelacuran berjalan dari balik Lapas Kerobokan
Mereka dibanderol Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta sekali kencan.
Makin maraknya bisnis prostitusi membuat Kepolisian semakin gencar mengungkap pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Terlebih lagi, ketika belakangan ini terbongkar bahwa bisnis lendir itu merambah melalui media sosial yang memakan korban.
Pelan tapi pasti polisi berhasil menguak satu demi satu kasus tersebut. Dan yang membuat geger ketika terungkap bisnis haram itu melibatkan artis dan model bertarif fantastis. Mereka dibanderol dengan kisaran Rp 80 juta hingga Rp 200 juta sekali kencan.
Namun, yang tak kalah mengejutkan terjadi di Bali. Bisnis esek-esek berkedok pijat plus di pulau dewata ini dikendalikan oleh bos yang sedang mendekam di Lapas alias seorang tahanan. Kendati demikian dia juga dibantu mucikari yang berada di luar untuk memasarkan para PSK.
PSK yang ditawarkan tidak hanya asal Indonesia, akan tetapi mereka menyediakan wanita asing seperti China.
Lalu berapa harga sekali kencan untuk PSK asal China? Berikut cerita jaringan PSK China yang dikomandoi oleh bos seorang napi LP Kerobokan:
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Mengapa wanita di Denpasar itu marah kepada kurir? Wanita itu tidak terima membayar Rp50.000 sesuai nominal yang tertera d paket. Dia merasa, harga yang dibeli lewat marketplace hanya Rp15.000.
-
Apa yang membuat wanita di Denpasar marah kepada kurir? Wanita itu tidak terima membayar Rp50.000 sesuai nominal yang tertera d paket. Dia merasa, harga yang dibeli lewat marketplace hanya Rp15.000.
-
Bagaimana wanita di Denpasar itu menunjukkan kemarahannya kepada kurir? “Hapus, hapus,” ujarnya seraya menepak ke arah ponsel kurir yang tengah merekam.
-
Kenapa I Nengah Natyanta merantau ke Denpasar? Pria kelahiran asli Sidemen, Karangasem, Bali itu tidak pernah membayangkan dapat mendirikan bisnis yang menjelma menjadi besar saat ini. Nengah hanya seorang anak keluarga petani dan pedagang desa yang bertekad merantau ke Denpasar untuk mengubah nasib.
-
Siapa yang memposting video emak-emak di Denpasar? Tidak terima dengan apa yang dialami suaminya, sang istri akhirnya mengunggah video tersebut pada akun TikTok nya @melaniasarikusuma, dengan keterangan."Gak terima kalau COD nya 50 rb, dia cuma mau tau kalau harganya 15b, padahal di resinya udh tercantum kalau harga codnya 50 rb," tulis keterangannya, Sabtu (2/9).
Bisnis pijat plus di Bali tawarkan PSK China, DP Rp 4 juta
Lely Novida alias Memey (34) mucikari Bali asal Sumatera, mengungkap sederetan wanita yang dipasarkan tidak hanya wanita lokal. Seluruh wanita yang ditawarkan juga ada wanita asing.
"Umumnya sih orang China, soal China Indonesia atau asli itu yang belum dapat kita buktikan. Bahkan ada beberapa bule yang juga dipasarkan," ungkap sumber polresta Denpasar, Selasa (19/5).
Untuk sekali order wanita asing ini hanya dengan temani kopi break, dikenakan Rp 4 juta. Itu sebagai DP untuk layanan selanjutnya. Bahkan dari keterangan Memey, kalau tidak cocok dengan model yang ditawarkan bisa tukar lagi tetapi cukup untuk sekali dan uang DP dianggap hangus.
"Berapa per pelanggan seluruhnya relatif tergantung jam order. Dari satu jam hingga 24 jam beda harganya. Khusus bule dan China hanya maksimal 2 jam," kata sumber ini.
Kasat Polresta Denpasar, Kompol I Nengah Sudartha, membenarkan kalau prostitusi ini tidak hanya menjajakan wanita lokal.
"Tidak hanya lokal juga ada sederetan orang asing (bule dan China) juga ditawarkan," ucap Kompol Sudartha, Selasa (19/5) di Polresta Denpasar, Bali.
Dikatakannya bahwa sejauh ini pelanggannya belum diungkap. Hanya saja dikatakan memey jaringan pelanggannya justru lebih banyak dari luar daerah seperti Jakarta dan Surabaya.
Napi LP Kerobokan, bos penentu harga bisnis esek-esek di Bali
Lely Novida alias Memey (34) pengelola bisnis panti pijat mengaku bahwa dirinya bukan penentu harga harga wanita pemberi layanan pijat sekaligus seks bagi para pelanggan. Ada sosok lain yang disebutnya sebagai Bos.
Memey mengatakan, bos tersebut saat ini masih mendekam di Lapas Kerobokan Kelas II A Denpasar. Napi narkoba berinisial IVN (30) inilah yang disebut-sebut Memey sebagai bos pengendali bisnis esek-esek tersebut.
"Ternyata mucikari yang sesungguhnya ada di dalam lapas. Ini hebat, dari dalam lapas bisa mengendalikan jaringan prostitusi online," terang Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Nengah Sadiartha, Selasa (19/5).
Dibenarkan Sadiartha, bahwa rata-rata wanita yang ditawarkan Memey bertarif antara Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta. Harga tersebut ditentukan langsung oleh IVN yang mendekam di Lapas Kerobokan. Namun, Memey yang memegang data para wanita tersebut.
"Jadi setiap ada transaksi, bosnya yang di Lapas tetap mengetahui. Kalau harga cocok dan pas, bosnya tidak komentar. Terkadang bosnya juga bisa mengendalikan dalam transaksi dan memastikan bahwa jaringan pemasaran lewat BBM, SMS dan FB," ungkapnya.
Sementara itu, Kalapas Kerobokan Kelas II A, Sudjonggo dihubungi pagi ini (19/5) mengaku kaget dan belum tahu apabila di lingkungan binaannya ada sosok yang berprofesi sebagai mucikari dan masih mengendalikan bisnisnya. Bahkan bila itu dibuktikan, bukan tidak mungkin ada anak buah IVN berprofesi sebagai PSK yang juga berada di dalam lapas.
Dalam transaksi pijat plus di Bali, pelanggan disodorkan foto bugil
Satuan Reserse Kriminal Polresta Denpasar berhasil membongkar sebuah jaringan pelacuran daring (online). Mereka juga menangkap seorang mucikari asal Sumatera berdomisili di Pulau Ayu, Denpasar, Bali.
Mucikari berhasil dibekuk itu bernama Ita Lely Novida alias Memey (34 tahun). Dia mengemas bisnis pelacurannya dengan cara menjajakan layanan pijat plus plus. Rata-rata wanita yang dijualnya berumur 25 sampai 30 tahun.
Memey lantas menjelaskan trik menjajakan para anak buahnya buat layanan pijat plus. Dia menjalan bisnisnya melalui media sosial dengan memajang foto perempuan berpakaian seksi.
Hanya saja ketika pelanggan sudah tertarik dan akan melakukan transaksi, Memey langsung menyodorkan foto bugil utuh anak buahnya. Bila pelanggan merasa kurang cocok, bisa memesan gambar lainnya. Tetapi jika meminta lebih dari dua kali, Memey langsung memutuskan pembicaraan dan konsumen itu masuk daftar hitamnya.
"Dari model ukuran bentuk vagina, dan lekukan pinggul, serta ukuran payudara disebutkan. Semuanya tidak ada yang dipalsukan," kata sumber di Polresta Denpasar, Bali, Selasa (19/5), soal sepak terjang Memey.
Sumber itu melanjutkan, Memey hanya memberikan konsumennya dua wanita saja buat dipilih, dan diwajibkan mengirim uang muka. Jika kedua model wanita dipesan dinilai tidak cocok, duit sudah ditransfer dianggap hangus.
Foto bugil para penjaja seks itu hanya diberikan Memey melalui media komunikasi elektronik seperti BlakcBerry Messenger, Facebook atau WhatsApp, jika dia meyakini konsumennya tertarik. Masing-masing wanita ditawarkan juga memiliki patokan harga berbeda-beda.
"Harga sesuai dengan ukuran bodi, wajah, dan servis melayani. Tidak semuanya bisa oral, makanya disebutkan secara terbuka bisa atau tidak, agar pelanggannya tidak kecewa," ujar sumber.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Nengah Sudartha mengatakan, selain menyodorkan foto bugil, Memey pun memberikan latar belakang para penjaja seksnya. Tidak hanya itu, Memey juga memberikan jaminan kalau anak buahnya memiliki riwayat kesehatan baik dan bebas dari HIV/AIDS.
"Penawarannya memang terang-terangan, tetapi sangat hati-hati. Bahkan pelanggan untuk memesan juga diinterview, tidak bisa sembarangan. Kita bisa memesan kalau sudah masuk dalam jaringan pertemanan di BBM," kata Sudartha.
Lagi ngamar bareng pelanggan, PSK pijat plus-plus dibekuk polisi
Penyelidikan selama satu bulan Polresta Denpasar mengungkap jaringan prostitusi online akhirnya membuahkan hasil. Seorang mucikari asal Sumatera yang berdomisili di Denpasar berhasil dibekuk jajaran Reskrim Polresta Denpasar.
Pemasaran mucukari yang bernama Ita Lely Novida alias Memey (34) ini, bukanlah layanan hubungan intim tetapi layanan pijat plus plus. Rata-rata wanita yang dijajakannya berumur 25-30 tahun.
"Ia pelaku kita tangkap semalam. Itu setelah tertangkapnya salah seorang anak buahnya saat bersama pelanggannya di hotel," ungkap Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Nengah Sudartha, Selasa (19/5).
Lanjutnya, kasus ini terendus saat Memey sedang transaksi dan mengirimkan anak buahnya yang dihargai seharga Rp 500 ribu.
"Dari proses inilah kita berhasil menangkap PSK dan berlanjut kepada bosnya," imbuh Sudartha.
Mucikari yang memiliki puluhan anak buah pijat plus plus ini ditangkap tengah malam di sebuah rumah kontrakan di jalan Pulau Ayu Denpasar. Dari tangan mucikari ini barang bukti BlackBerry dan HP dengan sejumlah nama anak buahnya, dijadikan data temuan polisi untuk pengembangan.
"Kita akan selidiki lebih lanjut. Dari pengakuan sementara baru menjalankan bisnis ini selama tiga bulan dan ada bosnya lagi selain dirinya. Pengakuannya bahwa mucikari ini hanya berperan sebagai perantara saja," jelasnya.