Kisah Sukses I Nengah Natyanta, Peritel dan Crazy Rich dari Bali
Kisah inspiratif I Nengah Natyanta, dari Tukang Cuci Piring Hingga Jadi orang kaya di Bali
I Nengah Natyanta, Peritel dan Crazy Rich dari Bali
I Nengah Natyanta merupakan pemilik salah satu ritel besar di Bali bernama COCO Group Bali, yang berada di bawah naungan PT. Bali Pawiwahan atau Coco Group.
Pria kelahiran asli Sidemen, Karangasem, Bali itu tidak pernah membayangkan dapat mendirikan bisnis yang menjelma menjadi besar saat ini.
-
Siapa yang disebut sebagai 'crazy rich' dari Banyuwangi? Siapa sebenarnya Dio Arli yang disebut sebagai salah satu 'crazy rich' dari Banyuwangi?
-
Siapa Crazy Rich asal Medan? Sosok Crazy Rich asal Medan itu bernama Sukanto Tanoto.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Bagaimana orang terkaya di Indonesia mendapat kekayaan? Michael Hartono menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires.
Nengah hanya seorang anak keluarga petani dan pedagang desa yang bertekad merantau ke Denpasar untuk mengubah nasib.
Awal perjalanan Nengah menjadi seorang pebisnis ketika ada lowongan sebagai tukang cuci piring di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua.
Dia melamar pekerjaan itu setelah lulus pendidikan Diploma I di Balai Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata (BPLP) yang kini dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali.
Nengah kemudian diterima bekerja di Grand Hyatt. Di sanalah Nengah menempa diri dan meniti karier. Dia mengaku sangat menikmati pekerjaan sebagai seorang tukang cuci piring.
Lambat laun dia mulai menemukan jati diri dan passionnya sebagai pembisnis bukan sebagai pekerja.
Tahun 2004, Natya memilih berhenti bekerja dari hotel bintang lima itu dan mencoba peruntungan dengan membuka warung makan.
Selama perjalanan bisnis, selalu ada batu sandungan yang menjadi hambatan dan kendala, seperti tidak punya cukup modal.
"Awalnya saya sempat bisnis retail, dagang baju brand luar negeri dan mencoba peruntungan dalam bidang restoran. Sempat terkendala ketika BOM Bali I dan II beberapa tahun silam. Waktu itu bisnis sempat gonjang ganjing tapi tidak sampai rugi sih," tuturnya.
Situs blog COCO Group
Pelan namun pasti, Nengah berhasil membesarkan nama COCO sebagai identitas usahanya. Dia kemudian membuka COCO Mart, ritel terbesar di Bali.
Dia juga merambah bisnis di bidang restoran Coco Bistro dan beberapa bisnis lain termasuk bisnis hotel.
Pria yang mengaku tidak pintar dalam bidang akademik itu mengatakan bahwa inti dalam berbisnis adalah keberanian dan tekat yang bulat. Tanpa itu, menurutnya semua tidak akan pernah berjalan dan berkembang.