Jejak Mantan Wakapolri, dari Dunia Intelijen Kini Jadi Kandidat Terkuat Menterinya Prabowo
Sebelum menjabat Wakapolri, dia pernah menjadi ajudan presiden.
Presiden terpilih Prabowo Subianto hari ini memberi pembekalan ke calon menteri di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10). Acara pembekalan berlangsung selama dua hari sampai Kamis (17/10).
Salah satu nama yang ikut pembekalan adalah Jenderal Polisi (Purnawirawan) Budi Gunawan.
- Harapan Komeng ke Presiden Prabowo Subianto
- Prabowo Subianto Pijat Tipis-Tipis Maruf Amin di Acara Praspa TNI Polri, ini Momen Akrabnya Ada Jokowi
- VIDEO: Prabowo Jabat Tangan Wamen BUMN Titip Jaga Uang RI, Kode Calon Menkeu?
- Wiranto Ungkap Lima Alasan Rakyat Harus Pilih Prabowo, Salah Satunya Bisa Joget
Informasi yang dihimpun, perjalanan karier Budi Gunawan dimulai ketika lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1983. Dia dikenal berprestasi baik dalam pendidikan pengembangan Polri maupun pendidikan umum.
Dia berhasil menjadi lulusan terbaik di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri/Sespimpol tahun 1988 dan Lembaga Ketahanan Nasional/Lemhannas tahun 2005. Program prestisius ini turut mengasah kemampuannya dalam bidang penegakan hukum dan keamanan nasional.
Selain itu, ia berhasil meraih predikat Summa Cum Laude dalam program doktor ilmu hukum di Universitas Trisakti.
Budi Gunawan memegang berbagai posisi penting, di antaranya Karobinkar SSDM, Kaselapa Lemdiklat, Kapolda Jambi, Kadiv Binkum, Kadiv Propam, Kapolda Bali, dan Kalemdiklat. Jabatan terakhir Budi Gunawan adalah Wakil Kapolri.
Kepemimpinan dan keahlian Budi Gunawan di kepolisian tidak luput dari perhatian. Dia dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri, dan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, ia menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden (1999-2000) dan Presiden Republik Indonesia (2000-2004).
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Namun, pencalonannya mendapat tantangan hukum yang signifikan. Meski demikian, ia terbukti tidak bersalah dan memenangkan sidang praperadilan.
Akhirnya pada 9 September 2016, Jokowi menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menjadikannya perwira polisi kedua yang menduduki jabatan tersebut, setelah Jenderal Polisi Sutanto.
Isu Budi Gunawan bakal masuk kabinet Prabowo semakin santer ketika Jokowi mencopot Budi Gunawan dari jabatan Kepala BIN. Dalam surat yang dikirim Jokowi ke DPR, disebutkan Ketua BIN yang baru adalah Muhammad Herindra.
Awalnya, Jokowi menanggapi alasan pencopotan Budi Gunawan. Menurutnya, hal itu persoalan administrasi saja.
"Oh itu administrasi aja," kata Jokowi usai meresmikan Jalan Tol Indrapura - Kisaran, Sumatera Utara, Rabu (16/10).
Kemudian, Jokowi menjelaskan bahwa administrasi tersebut berkaitan dengan pelantikan para menteri-menteri pada tanggal 21 Oktober mendatang.
"Administrasi artinya karena kepala BIN yang baru ini akan dilantik bersama-sama dengan menteri pada tanggal 21 (Oktober)," ungkapnya.