Jejak TKW Asal Garut Dihabisi Pelaku Pembunuhan Berantai
Setelah dua tahun berlalu, kini terjawab penyebab kematian Siti Fatimah (31). Perempuan asal Kabupaten Garut itu meninggal di tangan para pelaku pembunuhan berantai.
Setelah dua tahun berlalu, kini terjawab penyebab kematian Siti Fatimah (31). Perempuan asal Kabupaten Garut itu meninggal di tangan para pelaku pembunuhan berantai.
Siti, yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) awalnya terpincut janji Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan Dede Solehudin. Sindikat dukun pengganda uang. Dia menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan kepada pelaku.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
Sekian waktu berlalu, Siti akhirnya tersadar. Uang yang telah dia setorkan ke Aki tidak kunjung bertambah. Dia lantas mendesak Aki agar mengembalikan uangnya.
Kejadian ini kemudian berlanjut saat Aki memberikan jawaban bahwa uang yang diminta Siti ada di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Siti kemudian ikut berangkat menjemput uangnya tersebut. Ketika sampai di Surabaya, Jawa Timur, Siti dibunuh Noneng, mertua Aki. Jenazah siti lantas diceburkan ke laut. Alasan Siti dibunuh karena terus menagih kepada Aki.
"Siti ini nagih 'mana hasil penggandaan uangnya?', kemudian dibilang Wowon 'ambilnya di Mataram'. Karena diperintah oleh Wowon, dia (Noneng) mendorong Siti ke laut di Surabaya," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Kakak Siti Fatimah, Cucu Supriatna mengaku tidak menyangka penyebab meninggal adiknya akan terungkap setelah dua tahun berlalu.
"Karena awal cerita yang saya ketahui adik saya meninggal karena kecelakaan, ternyata dibunuh," kata Cucu kepada wartawan.
Oleh karena itu, Cucu mengungkapkan bahwa keluarga tidak keberatan bila kemudian kepolisian harus membongkar makam adiknya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kebenaran terkait kematian Siti Fatimah.
"Demi kebenaran, saya ridho, silakan bongkar. Demi mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh Wowon dan komplotannya," ungkapnya.
Sebelum meninggal, dijelaskan Cucu, adiknya memang sudah pergi bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Arab Saudi. Setidaknya, di Arab Saudi itu adiknya bekerja selama lima tahun. Dan selama itu juga Siti Fatimah tidak pernah pulang ke kampung halaman.
Tahun kedua, Siti Fatimah mengabarkan kepadanya akan pulang dan sedang berada di Malaysia. Saat di negeri Jiran itu, adiknya kembali menandatangani kontrak untuk kembali bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Arab Saudi.
"Terus ada kabar lagi bahwa sudah di Saudi, terus tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa Siti mengalami kecelakaan di Bali, dengan temannya yaitu Mak Noneng," jelasnya.
Cucu mengaku sempat mencari kebenaran atas apa yang menimpa adiknya, termasuk mencari penyebab kematiannya. Ia pun mengaku sempat mendatangi rumah Noneng, namun keterangan yang diterima dari Noneng berbelit.
"Noneng memberikan pengakuan yang berbelit, malah menuduh Siti yang mencoba membunuhnya. Setelah dua tahun berlalu, penyebab meninggalnya adik saya akhirnya terungkap juga," katanya.
Awal Mula Kasus Terbongkar
Kasus pembunuhan berantai ini bermula dari ditemukan lima orang keracunan di kontrakan kawasan Bantargebang, Bekasi Jawa Barat, Kamis (12/1). Usai ditelisik lebih dalam, polisi menyebut kasus tersebut pembunuhan.
Hingga sejauh ini terdapat sembilan korban yang tersebar di tiga lokasi yang berbeda. Untuk korban yang berada di Bekasi terdapat tiga orang. Lalu lima orang yang berada di Cianjur Jawa Barat dan satu lagi korban di Garut.
"Narasi tiga korban keracunan tidak benar, tapi itu adalah pembunuhan. Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau serial killer," tegas Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, Kamis (19/1).
Akibat perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan pasal pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 dan Pasal 339 KUHP. Mereka terancam pidana penjara maksimal hukuman mati.
Deretan Para Korban
Para korban kekejaman Aki mayoritas adalah keluarganya sendiri. Dukun Aki dibantu oleh dua rekannya. Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin dalam melancarkan aksi keji tersebut.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga mengungkap silsilah hubungan Aki dengan para korban. Enam di antaranya merupakan mertua, istri, dan anak-anaknya. Dua korban lainnya, tak ada hubungan keluarga yang merupakan TKW.
Total ada sembilan korban pembunuhan Aki bersama dua kawannya tersebut. Modusnya, mengimingi kekayaan dengan menggandakan uang para TKW.
"Ya betul itu, betul (silsilah Keluarga Dukun Aki), iya (dengan para korban dan anaknya)," kata Panjiyoga saat dikonfirmasi, Sabtu (21/1).
Terungkap dari dokumen yang dikantongi polisi, korban Noneng (korban meninggal) bersuami Mamat Slamet, memiliki anak Asep, Pian, Neneng, Iwan, dan Wiwin (korban meninggal).
Wiwin merupakan istri Aki. Dalam kasus ini, Noneng adalah orang yang diperintah Aki untuk membunuh dua TKW Siti dan Farida. Namun usai melancarkan perintah itu, Noneng dan Wiwin dibunuh Duloh.
Setelah hubungan dengan Wiwin berakhir karena dibunuh, Aki kemudian menjalin asmara dengan seorang Janda bernama Halimah. Dia juga dibunuh. Korban sebelumnya menikah dengan Pa Ahal dengan dikaruniai anak, Ai Maimunah, Eneng, Sarip, Yeni, Asep.
Singkat cerita, Halimah juga dibunuh oleh Duloh di Cianjur atas perintah Aki. Kemudian Ai Maimunah (korban meninggal) diketahui sebelumnya menikah dengan Didin. Lalu dikaruniai anak bernama Ridwan Abdul Muiz (korban meninggal), Muhammad Riswandi (korban meninggal), dan Salsa.
Setelah cerai dengan Didin, Ai Maimunah yang merupakan anak dari Halimah-Pa Ahal, menikah dengan Aki dan memiliki anak Neng Ayu Susilowati (5) (korban selamat) dan Bayu (2) (korban meninggal).
Nahas, Ai Maimunah nyatanya dibunuh Aki dengan memerintahkan Dede Solehudin sebagaimana kejadian keracunan di Bekasi. Ai Maimunah harus meregang nyawa bersama dua anaknya dari pernikahan dengan Didin, yakni Ridwan Abdul Muiz (20) dan Muhammad Riswandi (16) yang juga diracun di Bekasi.
Di balik aksi keji tersangka pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur Wowon Erawan alias Aki. Ternyata memiliki rekam jejak sempat menikah enam kali.
"Iya kurang lebih segitu ya," ucap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga saat dihubungi, Sabtu (21/1).
(mdk/cob)