Jelang Hari Ibu, Melihat Peran Perempuan di Tengah Covid-19
"Seperti Bung Karno sampaikan, perempuan adalah salah satu dari dua sayapnya seekor burung. maka jelas diperlukan peran aktif perempuan yang menyeluruh dan berkelanjutan."
Tidak bisa dipungkiri Pandemi Covid-19 yag memaksa kita mengurangi aktivitas di luar rumah menjadi tugas 'ekstra' bagi para ibu. Betapa tidak, para ibu diharuskan menjaga cukup gizi bagi suami dan anak-anak agar imunitas tidak menurun.
Tidak hanya itu, para ibu juga mendapat 'tugas tambahan' mendampingi belajar jarak jauh si anak. Untuk itu, jelang Hari Ibu yang jatuh pada Selasa 22 Desember 2020, PDIP bicara soal peran perempuan di tengah pandemi Covid-19, yang digelar dalam webinar dengan tema 'perempuan jalan peradaban Indonesia'.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Bagaimana cara PDIP memperingati HUT ke-51? PDI Perjuangan memperingati HUT Partai ke-51 dengan sederhana, khidmat, dan dilaksanakan secara hybrid. Kesatupaduan dengan akar rumput menjadi ciri utama rangkaian HUT," kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Rabu (10/1).
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa saja yang diawasi oleh PID? Semua aktivis pergerakan tak lepas dari pengawasan PID. Jangankan para tokoh top pergerakan seperti HOS Tjokroaminoto, Tjipto Mangunkusumo, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sjahrir, PID juga mengawasi orang-orang biasa yang jauh dari aktivitas politik. HB Jassin yang saat itu masih berusia belasan tahun dan duduk di bangku sekolah sempat diciduk PID karena menulis kata ‘Indonesia’, dalam jawaban ujian ilmu bumi.
-
Kenapa keenam Caleg terpilih PDIP diminta mundur? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
"Bagaimana perempuan hadir untuk mencukupi kebutuhan gizi bagi keluarganya. Di tengah Covid, peran ibu penting. Bung Karno menegaskan, kaum perempuan adalah yang mula-mula induknya kultur. Perempuan lah yang membangun kultur yang utama dan bukan laki-laki," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka webinar, Senin (21/12).
Dalam kesempatan itu pula, dia menyebut PDIP selalu memberikan ruang yang besar bagi kaum perempuan. Ini bukan karena faktor elektoral semata, tapi sebagaimana visi dari Bung Karno dan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap kepeloporan perempuan.
"Kami berharap pesan Ibu Megawati Soekarnoputri dapat kita jalankan. Persoalan emansipasi perempuan bagian dari emansipasi bangsa. Artinya, keterlibatan dan kesadaran diri dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki, untuk mewujudkan Indonesia Merdeka," jelas Hasto.
Sementara, sebagai keynote speaker, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengutip pernyataan Bung Karno soal peran perempuan. "Seperti Bung Karno sampaikan, perempuan adalah salah satu dari dua sayapnya seekor burung. maka jelas diperlukan peran aktif perempuan yang menyeluruh dan berkelanjutan," kata Puan.
Karena itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, dia melihat peran perempuan sangat berarti. Sehingga, bisa membawa Indonesia bangkit dari pandemi.
"Saya mengajak semua bahwa tahun 2021, sebagai tahun Indonesia menjawab semua tantangan, tahun pemulihan, tahun kebangkitan Indonesia dari pandemi covid-19," tutur Puan.
Sementara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Bintang Puspayoga, yang hadir sebagai narasumber di acara itu, mendorong perjuangan perempuan memerangi covid-19.
"Yakni dengan memastikan keluarga dan lingkungan sekitar tetap aman dengan protokol kesehatan," kata Bintang.
Wali Kota Surabaya yang juga kader PDIP Tri Rismaharini atau Risma juga turut hadir dalam webinar kali ini. Dia menceritakan bagaimana peran perempuan cukup besar mengampil peran di kotanya.
Misalnya, kader kesehatan dimana 98 persennya adalah perempuan. Mereka yang mengingatkan waktunya imunisasi anak dan pemeriksaan lansia gratis. Ada juga kader Ibu Pemantau Jentik yang jumlahnya sampai 237 ribu sehingga wabah DBD jangan sampai terjadi di kota itu.
"Kami juga mempunyai kampung pendidikan. Jadi kampung pendidikan ini sebetulnya judulnya bidikan, kami memantau harus anak anak bisa sekolah. Awalnya begitu. Kemudian bergerak menjadi kampungne arek suroboyo. Jadi mereka mengatur jadwal menonton TV, itu diatur. Kemudian ada yang piket. Jadi ada yang main-main di jalan saat waktunya belajar," kata Risma.
Ketua DPP PDIP bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu, menambahkan partainya konsisten mendorong partisipasi politik perempuan. Dengan berbagai cara, diantaranya dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Di 2020, total 28 orang perempuan terpilih menjadi Kepala/Wakil Kepala Daerah.
"Dalam hal ini, PDI Perjuangan memang benar-benar menyiapkan pemimpin untuk rakyat, dengan melibatkan perempuan dalam politik karena PDI Perjuangan hendak menghadirkan politik keseharian, bukan wajah politik yang berorientasi pada kekuasaan dengan menghalalkan segala cara," kata Sri Rahayu.
Bagaimana contoh praktiknya? Walikota Risma mengatakan banyak pihak yang menganggap dirinya sukses memimpin Surabaya. Semua itu bisa terjadi karena peran perempuan dan laki-laki yang menjadi kader-kader. Misalnya, ada 27 ribu kader lingkungan yang bersama Pemkota Surabaya mengolah sampah menjadi kompos, misalnya.
Risma juga membawa Surabaya kader kesehatan dimana 98 persennya adalah perempuan. Mereka yang mengingatkan waktunya imunisasi anak dan pemeriksaan lansia gratis. Ada juga kader Ibu Pemantau Jentik yang jumlahnya sampai 237 ribu sehingga wabah DBD jangan sampai terjadi di kota itu.
"Kami juga mempunyai kampung pendidikan. Jadi kampung pendidikan ini sebetulnya judulnya bidikan, kami memantau harus anak anak bisa sekolah. Awalnya begitu. Kemudian bergerak menjadi kampungne arek suroboyo. Jadi mereka mengatur jadwal menonton tv, itu diatur. Kemudian ada yang piket," kata Risma.
"Jadi ada yang main-main di jalan saat waktunya belajar. Itu yang piket mengingatkan tak boleh keluyuran saat jam belajar. Ada kreasi juga ada yang latihan menari beladiri dan sebagainya. Jadi di kampung itu digerakkan setiap anak punya prestasi," lanjut dia.
Baca juga:
Jatah Mensos Buat PDIP
PDIP Kembali Pecat Kader yang Dianggap Membangkang di Pilkada Surabaya
Selain Risma, Djarot dan Eriko, FX Rudy Dinilai Layak Jadi Mensos
Lawan Gugatan Pilkada Surabaya di MK, PDIP Siapkan Bukti Data dan Saksi
Basarah Nilai 5 Kader PDIP Cocok Jadi Mensos: Risma-Djarot-Eriko-Sukur-Komarudin
Setelah Risma, Giliran FX Rudy Dikabarkan Bakal Jadi Menteri Sosial