Jelang Hari Kartini, jurnalis wanita demo hadang mobil Wagub Jateng
Mereka berorasi jangan sampai perempuan mudah merendahkan dirinya melalui sosial media.
Puluhan perempuan yang merupakan awak pekerja media melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (19/4).
Aksi yang dilakukan awak media perempuan yang tergabung dalam Jaringan Jurnalis Perempuan Jawa Tengah ini diawali di kawasan Bundaran Air Mancur Kawasan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah.
Mereka kemudian melakukan aksi long march menuju ke halaman kantor Gubernur Pemprov Jateng sambil melakukan orasi dan membawa spanduk dan poster seruan emansipasi perempuan.
Beberapa poster itu diantaranya; 'Jangan ada PK (Pendamping Karaoke) Di antara Kita', 'Media Harus Ramah Perempuan', 'Jangan Nodai Amanah Perempuan', 'Lindungi Anak dan Generasi Muda', 'Stop Traficking', 'Perempuan Tiang Negara', PK Sebabkan Inflasi' serta 'Stop Penjaja Sex Online'.
Saat sampai di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah, mereka berorasi di antaranya meneriakan kemajuan teknologi dengan adanya internet jangan sampai membuat perempuan mudah merendahkan dirinya melalui sosial media.
"Salah satu kemajuan teknologi, menjadi ajang para perempuan merendahkan harga diri perempuan itu sendiri lewat media online. Jangan sampai kita sebagai perempuan yang merupakan generasi kartini-kartini muda melakukan perbuatan yang bertentangan dengan tindakan a susila. Terutama tindakan a susila melalui dunia maya," teriak Endang Istanti, salah satu peserta aksi ini.
Saat di Halaman Kantor Gubernur, Pemprov Jateng itu, disaat Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang datang dengan mobilnya sekitar pukul 09.44 WIB tiba-tiba diserbu dan dihadang oleh puluhan masa demo yang mayoritas berpakaian adat jawa kebaya tersebut.
Wagub dari PDI Perjuangan itupun menghampiri kerumunan masa yang masih terus berorasi. Bahkan ada yang sempat memanjat pagar besi untuk meneriakan tuntutan-tuntutanya tersebut.
Di depan Wagub Jateng, mereka menyerukan tuntutan yang salah satu poinnya yaitu agar pemerintah daerah membuat Perda soal prostitusi on line yang semakin memperihatinkan. Pemda Jateng juga didesak membuat Perda kesusilaan.
"Ini untuk memperingati hari Kartini. Sekaligus sebagai bentuk melanjutkan perjuangan Kartini dalam bentuk emansipasi wanita. Kita menyampaikan pesan kepada pemerintah yang mempunyai kebijakan dan pesan kepada masyarakat, khususnya perempuan agar menjadi duta agar tidak goyah dengan terpaan modernisasi, globalisasi barat dan pergaulan bebas yang tidak diinginkan," tegas Koordinator Aksi Shinta Ardani disela-sela aksinya Senin (18/4).
Menanggapi pernyataan dan tuntutan tersebut, Wagub Jateng Heru Sudjatmoko mengatakan pihaknya mengapresiasi dan satu pemikiran terhadap aksi yang dilakukan para jurnalis perempuan itu.
"Terkait tuntutan soal dibuatnya Perda tentang kesusilaan, khususnya Perda terkait tindak a susila di dunia maya, tuntutan ini sebangun dengan apa yang dipikirkan jajaran pemerintah. Untuk Perda harus ada legislatif, jadi kita tampung dulu," pungkas Heru Sidjatmoko pada peserta aksi direspon dengan tepuk tangan dan teriakan.
Aksi yang dikawal oleh puluhan anggota Polwan Polrestabes Semarang itupun berakhir dengan damai tanpa ada kekerasan usai para jurnalis perempuan menyerahkan secara simbolis tuntutan mereka.
Selain itu, aksi masa membubarkan diri secara damai usai Wagub Jateng dalam orasinya berjanji akan menindaklanjuti tuntutan-tuntutan para jurnalis perempuan tersebut.