Jelang penggusuran Rawajati, warga yang menolak berkumpul di jalanan
Bahkan anak-anak ikut menggelar aksi penolakan dengan mengibarkan bendera merah putih.
Pemukiman di Rawajati, Jakarta Selatan bakal dibongkar pada pagi ini. Pembongkaran itu sesuai permintaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyebut warga tinggal di atas lahan negara.
Jelang pembongkaran, Kamis (1/9), warga yang menolak ramai berkumpul di jalanan dekat rumah mereka. Bahkan anak-anak ikut menggelar aksi penolakan dengan mengibarkan bendera merah putih.
Arus lalu lintas di sekitar lokasi juga ditutup dan dialihkan. Polisi berjaga-jaga untuk mengatur lalu lintas dan mengawal jalannya penggusuran.
Ratusan Satpol PP dikerahkan dalam penggusuran itu. Hingga pukul 07.20 WIB penggusuran masih belum dimulai.
Ahok sebelumnya minta warga Rawajati tidak perlu heboh karena akan dipindahkan ke Rumah Susun Marunda. Karena fasilitas penunjang untuk mereka telah disiapkan Pemprov DKI Jakarta.
60 Kepala keluarga Rawajati yang menempati lahan negara di bantaran rel kereta api akan direlokasi. Baru 6 KK yang bersedia direlokasi. Sisanya masih menolak karena berpendapat relokasi ke Rusunawa Marunda terlalu jauh dari tempat tinggal mereka sebelumnya.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, puluhan warga yang menolak tidak perlu ambil pusing dengan jarak. Pihaknya akan menyediakan bus warga untuk menunjang mobilitas dan fasilitas lain.
"Itu kita pindahin bukan ke Belitung loh, masih di Jakarta Juga. Mereka kita kasih bus tidak bayar, anak sekolah juga dapat KJP," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, warga telah melanggar aturan dengan mendirikan bangunan di atas lahan milik negara. Sehingga Pemprov DKI Jakarta memiliki keharusan melakukan penertiban, tentu dengan memberikan kompensasi Rusunawa.
"Kita kasih mereka, pelayanan kesehatan, transportasi, dan lingkungan yang baik. Karena tentu negara juga harus menjamin mereka punya kesempatan untuk berubah nasib," tutupnya.