Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Jabar, PKB Mengusung Figur Kiai dan Penyanyi Dangdut
PKB menyiapkan tagline Jabar Bahagia Lahir Batin sebagai bagian dari visi dan misi jika terpilih dalam kontestasi politik.
PKB Jabar mengusung Acep Adang Ruhiat - Gitalis Dwi Natarina sebagai pasangan calon gubernur Jabar. Mereka datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang penutupan masa pendaftaran, Kamis (29/8) malam.
Mereka datang sekira pukul 21.40 WIB. Setelah disambut oleh tarian lengser, keduanya didampingi pengurus partai memasuki gedung untuk menyerahkan dokumen persyaratan.
Acep Adang diketahui berlatar belakang santri dan pemimpin pondok pesantren. Ia pun tercatat sebagai anggota DPR RI.
Sebelumnya, ia diproyeksikan sebagai bakal calon wakil gubernur. PDIP Jabar sempat bersepakat bekerjasama dengan PKB. Namun, belakangan semua tidak terealisasi, hingga akhirnya PKB mengusungnya sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jabar.
Sementara Gitalis yang akrab disapa Gita ini berlatar belakang penyanyi dangdut. Ia pernah menjadi amggota DPR RI periode 2009-2014.
Ketua DPW PKB Jabar, Syaiful Huda mengatakan Acep dan Gitalis adalah kader terbaik. Pemilihan mereka berdasarkan hasil diskusi panjang.
"Kami mengantarkan dua kader terbaik kami. Semua persyaratan sudah kami siapkan. Kami menunggu verifikasi sampai waktunya ditetapkan (sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jabar)," kata dia saat penyerahan dokumen pendaftaran.
PKB menyiapkan tagline Jabar Bahagia Lahir Batin sebagai bagian dari visi dan misi jika terpilih dalam kontestasi politik.
Acep Adang dalam sambutannya menyebut ada sejumlah program yang disiapkan di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Saya menegaskan komitmen terhadap pendidikan, termasuk beasiswa kepada santri. Juga mengenai Lapangan kerja," terang dia.
Selain itu, Acep memastikan program keberlanjutan terhadap capaian yang baik oleh kinerja gubernur sebelumnya. Pembenahan pun dilakukan jika ada kinerja yang kurang baik.
Hal lainnya adalah pemekaran wilayah di Jabar. Ia ingin wilayah dengan penduduk terbanyak di Indonesia ini bisa menambah kabupaten kota.
"Ini fokus kami mengembangkan Jabar lima tahun ke depan," jelas dia.
Sementata itu, Gita menyoroti beragam permasalahan yang kerap dihadapi oleh perempuan dan anak.
"Kita harus memberikan konsentrasi khusus terhadap perempuan yang banyak menjadi korban kekerasan. Kami ingin memberikan kebijakan yang terbaik dan adil untuk para perempuan," ucap Gita.
Tidak Ditinggalkan Partai Lain
Sementara itu, Ketua DPW PKB Jabar, Syaiful Huda menegaskan partainya tidak ditinggalkan oleh partai lain di Pilkada Jabar. Keputusan ini diambil berdasarkan perintah DPP PKB.
Diketahui, PKB menyiapkan Acep Adang Ruhiat sebagai bakal calon wakil gubernur Jabar. PKB bahkan sudah sepakat bekerjasama dengan PDIP sebagai mitra koalisi.
Menjelang penutupan masa pendaftaran, kedua belah pihak dikabarkan pecah kongsi. Akhirnya, PKB memutuskan mengusung Acep sebagai bakal calon gubernur, dipasangkan dengan Gitalis Dwi Natarina.
Gitalis yang akrab disapa Gita merupakan kader, pernah menjadi anggota DPR RI dan dikenal pula karena profesinya sebagai penyanyi dangdut.
Syaiful menjelaskan, pemilihan waktu malam hari menjelang masa pendaftaran ditutup adalah pilihan tersendiri.
"Ga ada masalah apa-apa. Ini keputusan DPP, seperti di Jawa Timur kami mengusung kader sendiri. Itu pula yang kami lakukan di Jabar," kata dia di KPU Jabar.
"Ini pilihan yang lama mengusung kader internal kami. Sengaja harus (daftar) ba'da isya, malam jumat," Syaiful Huda melanjutkan.
Dalam kesempatan itu, Syaiful tak menampik Acep sempat diproyeksikan sebagai bakal calon wakil gubernur, termasuk sepakat bekerjasama dengan PDIP.
Namun, ia berkilah saat itu situasinya sangat berbeda. Pengurus DPP menghitung ulang peluang, terlebih saat ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pilkada.
Raihan suara PKB saat Pemilihan Legislatif sudah cukup mengusung pasangan calon gubernur wakil gubernur Jabar tanpa harus berkoalisi.
PKB mendapatkan 15 kursi di Jabar. Beberapa partai yang memperoleh kursi lebih banyak dari mereka adalah Partai Gerindra memiliki 20 kursi, PKS dan Golkar dengan 19 kursi, kemudian PDIP dengan 17 kursi.
Sedangkan beberapa partai yang raihan kursinya di bawah PKB ada Demokrat dan Nasdem 8 kursi, PAN 7 kursi, PPP 6 kursi dan PSI 1 kursi.
"Saat itu belum ada keputusan MK. Pengusungan beliau (Acep) sebagai cagub mengapresiasi, menghargai, memanfaatkan keputusan MK. Bukan karena ditinggal atau karena yang lain," tegas dia.
"Perolehan kursi PKB saat Pileg kemarin naik, suara naik tinggi. Kami persembahkan mereka berdua sebagai rasa syukur," jelas Syaiful Huda.