Jelaskan 4 isu ini, Jokowi pidatonya meledak-ledak
Tak biasanya Presiden Jokowi berpidato dengan nada keras. Baru kali ini pidatonya meledak-ledak.
Saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018 di Bogor Sabtu akhir pekan lalu, ada momen tak biasa yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan pidato. Dia berpidato dengan suara lantang dan meledak-ledak.
Suara lantang itu terdengar pada saat Jokowi menjawab isu-isu yang menyudutkan dirinya dan pemerintah dari lawan politiknya. Berikut suara lantang Jokowi saat menjawab isu-isu sensitif:
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Jokowi meninjau posko pengungsian banjir di Sumbar? Jokowi mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian banjir lahar dingin di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
Jokowi: Jangan pesimis, 2030 bubar
Presiden Jokowi kembali menyentil Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait ramalan Indonesia bubar 2030. Jokowi mengatakan, seharusnya pemimpin memberikan rasa optimisme kepada rakyatnya. Bukan sebaliknya malah menularkan virus pesimisme.
"Jangan pesimis, 2030 bubar. Pemimpin itu harus memberikan optimisme kepada rakyatnya. Pemimpin harus memberikan semangat kepada rakyatnya meskipun tantangannya tidak gampang," kata Jokowi dengan menggebu-gebu saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 Bogor, Sabtu (7/4).
Jokowi menuturkan, pemimpin harus bekerja keras dan tahan banting. Apapun kondisi yang dihadapi Indonesia, jangan pernah menyerah. Dia juga mengingatkan, untuk jadi negara besar dan kuat Indonesia harus melewati tantangan-tantangan. "Enggak ada (negara yang) tiba-tiba jadi negara kuat, enggak ada rumusnya begitu. Enggak akan mungkin kita loncat jadi negara besar, tidak ada," ucapnya dengan suara lantang.
Jokowi: Jangan dipikir saya utang segede itu
Presiden Jokowi juga geram dengan pemberitaan di media sosial tentang isu utang pemerintah yang jumlahnya mencapai ribuan triliun Rupiah. Presiden Jokowi menegaskan, utang sebesar itu tidak terjadi pada eranya.
"Isu utang, saya dilantik itu utangnya sudah Rp 2.700 triliun, ya saya ngomong apa adanya. Bunganya setiap tahun Rp 250 triliun. Kalau empat tahun sudah tambah seribu. Ngerti ndak ini? Supaya ngerti, jangan dipikir saya utang segede itu, enak aja," kata Jokowi.
Dia bercerita banyak berita miring yang selalu mengaitkan dengan dirinya. Salah satunya antek asing. Presiden Jokowi menyebut isu tersebut sangat tidak beradab. "Banyak yang dari kita ini ingin melemahkan bangsa dengan cara-cara tidak beradab. Ngomongin isu antek asing coba, tuding-tuding ke saya," kata Presiden Jokowi.
Kesal selalu dikaitkan dengan PKI
Presiden Jokowi melanjutkan, setelah isu antek asing meredup, lawan politik menggiring lagi desas desus yang mengaitkan dia dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, Presiden Jokowi sudah berkali-kali membantah tidak terlibat dengan organisasi terlarang tersebut.
"Saya jawab saat itu, saya ke pesantren-pesantren ngomong. Tahun 65 PKI dibubarkan, saya itu baru berumur 4 tahun, masa ada PKI balita," ucapnya.
Tanggapi terkait #2019gantipresiden
Terkait hastag #2019gantipresiden, Jokowi tak ingin menanggapinya terlalu berlebihan. Namun dia menyindir bagaimana mungkin keinginan menjatuhkan seorang pemimpin hanya dengan berkampanye lewat kaus.
"Sekarang isu kaus ganti presiden 2019. Masa dengan kaus bisa ganti presiden," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, hanya dua hal yang bisa mendorong pergantian Presiden. Yakni rakyat dan kehendak Tuhan. Menurutnya, kaus tidak bisa mendorong pergantian Presiden.
"Masa pakai kaus bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucapnya disambut tepuk tangan para relawan Galang Kemajuan Jokowi.