Jemaah Tarekat Sattariyah di Sumbar Baru Gelar Salat Id Hari Ini
Dalam menentukan awal puasa maupun Idulfitri, Tarekat Sattariyah melaksanakan maniliak atau memantau hilal dengan mata telanjang.
Jemaah Tarekat Syattariyah yang ada di sejumlah daerah di Sumatera Barat, merayakan Idulfitri 1442 Hijriah pada hari ini, Jumat (14/5).
Tarekat Syattariyah merayakan Idulfitri satu hari lebih lama, dari mayoritas warga Muslim di Tanah Air yang merayakannya pada Kamis, 13 Mei 2021.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Mengapa bulan Ramadan penting? Sebab, amalan dan ibadah yang dilakukan di bulan suci akan dilipatgandakan.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Kenapa ucapan menyambut Ramadhan penting? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
"Iya besok baru Salat Idulfitri, Kamis malam takbiran," kata salah seorang jemaah Tarekat Syattariyah di Kabupaten Agam, Yurnida (56) kepada Liputan6.com, Kamis (13/5).
Dalam menentukan awal puasa maupun Idulfitri, Tarekat Sattariyah melaksanakan maniliak atau memantau hilal dengan mata telanjang.
Maniliak bulan dilakukan jemaah di sejumlah tempat, seperti di Pantai Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam.
"Dibanding tahun-tahun sebelumnya, biasanya memang kami berbeda dengan mayoritas umat Muslim, namun itu tidak jadi masalah," ujarnya.
Perbedaan ini tidak hanya kerap terjadi pada perayaan Idulfitri, lanjutnya namun juga saat penentuan Iduladha.
"Kami sekeluarga mengikuti ajaran Tarekat Syattariyah, walau memulai puasa Ramadan dan Idulfitri berbeda dengan masyarakat pada umumnya, namun tujuannya tetaplah sama," jelasnya.
Mengingat pandemi Covid-19 masih mewabah di penjuru negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar meminta masyarakat yang melaksanakan salat Idul Fitri di masjid dan musala dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Mari kita berdoa kepada Allah agar pandemi ini segera berakhir," tutupnya.
Reporter: Novia Harlina
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ribuan Muslim Padati Jalanan di New York untuk Salat Idulfitri
Seskab Pramono Anung: Tak Mudik Bukan Berarti Kehilangan Kesyahduan Idulfitri
Anies Larang Warga Tak Punya KTP Jakarta Masuk Tempat Wisata
Tradisi Barayo Saat Idulfitri Tak Berhenti 'Dihantam' Pandemi
Tiga Gedung Terbakar saat Lebaran, Salah Satunya Kantor PWI Sulut