Jenazah pilot T-50I Golden Eagle dimakamkan secara militer
Upacara dipimpin oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoops AU) II, Marsda TNI Dody Trisunu.
Jenazah Letkol Penerbang Marda Sarjono (40), pilot T-50I Golden Eagle meninggal dalam kecelakaan pesawat latih tempur milik TNI AU di Yogyakarta, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (21/12).
Pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin langsung oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoops AU) II, Marsekal Muda (Marsda) TNI Dody Trisunu.
"Keluarga besar TNI AU sangat berduka cita. Kita kehilangan dua pilot terbaik. Almarhum sangat berdedikasi dalam tugasnya hingga akhir hayat," ujar Marsda TNI Dody Trisunu dalam sambutan upacara pemakaman militer tersebut, dikutip Antara.
Dody meminta agar peristiwa kecelakaan pesawat tempur latih di Yogyakarta tidak menyurutkan nyali para prajurit TNI AU. Namun sebaliknya, malah menjadi momentum untuk meningkatkan pengabdian kepada negara.
"Kejadian ini hendaknya membuat para prajurit untuk lebih meningkatkan lagi dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Keluarga besar TNI AU juga mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum yang ditinggalkan," ujar dia.
Sebelum dimakamkan, jenazah Lekol Penerbang Marda Sarjono disemayamkan di rumah duka di Jalan Cendrawasih II/11, komplek Lanud Iswahjudi, Magetan.
Jenazah diterbangkan dari Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan tiba di Lanud Iswajudi Magetan pada Minggu (20/12) petang sekitar pukul 17.30 WIB dengan menggunakan pesawat CN-295.
Jenazah langsung ditempatkan di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi yang menjadi tempat tugas almarhum. Setelah itu, jenazah dipindahkan dari Skadron Udara 15 ke rumah duka sekitar pukul 20.17 WIB.
Letkol Penerbang Marda Sarjono merupakan Komandan Skadron Udara Tempur 15 yang bermarkas di Lanud Iswahjudi, Magetan. Dia menjabat sebagai Danskadron Udara 15 sejak 29 September 2014.
Skadron Udara 15 sendiri, merupakan tempat yang khusus mengoperasikan pesawat tempur ringan T-50I Golden Eagle, hasil pengembangan industri penerbangan Korea Selatan bersama perusahaan penerbangan AS Lochkeed Martin.
Marda merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1997. Sebelum menjadi Komandan Skadron Udara 15, dia menjabat Kepala Standardisasi dan Evaluasi (Kastandeval) Wing 3 Lanud Iswahjudi dan Kabinlat Wing 3 Lanud Iswahjudi.
Dia meninggalkan seorang istri bernama Dian Ambarwati dan tiga orang anak. Yakni, Nabila Shafa Nur Aliyyah (12), Asyifa Dianda Nur Aliyyah (5), dan Hanif Fadhlurrahman Nur Sarjono (4).
Baca juga:
Jenazah pilot T-50 Golden Eagle dimakamkan di TMP Kota Madiun
Jenazah dua awak TNI AU diterbangkan ke Madiun dan Sleman
Fakta-fakta Minggu kelabu di Adi Sucipto
Cerita sedih ibu Kapten Dwi saksikan langsung pesawat T50i jatuh
Ini karir cemerlang 2 penerbang TNI gugur di kecelakaan Golden Eagle
Pesawat latih jatuh di Yogya, TNI AU panggil produsen dari Korsel
Danlanud tegaskan pesawat T50i milik AU tak meledak sebelum jatuh
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Mengapa B-25 Mitchell menjadi pesawat andalan TNI AU? Pesawat itu adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation. B-25 Mitchell Menjadi Pesawat Pengebom Andalan AS dan Sekutu Saat Perang Dunia II Bomber ini dilengkapi 12 senapan mesin berat 12,7 mm dan bisa mengangkut 1,5 ton bom. Terbang jauh untuk menghajar wilayah lawan.
-
Kapan Pesawat B-25 Mitchell milik TNI AU digunakan untuk menumpas pemberontakan? Sejak itu, dia tidak pernah absen dalam setiap operasi militer TNI AU. Bomber B-25 ditugaskan untuk membombardir lokasi kubu pertahanan pasukan Kahar Muzakar di pegunungan Sulawesi Selatan.
-
Pesawat apa yang digunakan oleh TNI AU untuk menyerang markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
-
Bagaimana pesawat nirawak baru milik TNI AU bisa digunakan untuk pertempuran? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.