Jika bobol rumah orang lagi, Robert rela orangtuanya mati
Di hadapan polisi, buruh bangunan itu mengaku baru pertama kali berbuat kejahatan, itu pun diajak rekannya.
Pengakuan mengejutkan datang dari pelaku pembobolan rumah bernama Robert (31). Pelaku berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Jika masih, dia berani menyumpahi kedua orangtuanya mati.
Pria yang tinggal di Kelurahan Bagus Kuning, Kecamatan Plaju, Palembang, itu ditangkap atas kasus pembobolan rumah seorang jaksa di Kompleks Griya Senang Hati, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang, pada 5 Januari 2015 lalu. Pelaku diringkus polisi sedang tidur di rumahnya, Minggu (8/5) sekira pukul 11.00 WIB.
Di hadapan polisi, buruh bangunan itu mengaku baru pertama kali berbuat kejahatan, itu pun diajak rekannya, Ajinar yang ditangkap saat kejadian. Robert mengklaim telah menyesali perbuatannya dan berjanji tak akan mengulanginya.
"Nyesal benar pak, kalo ngulangi lagi saya siap dihukum berat, ditembak juga tidak apa-apa. Bila perlu, saya rela orangtua saya mati kalo bobol rumah orang lagi," ungkap Robert di Mapolda Sumsel, Minggu (8/5).
Tersangka menuturkan, dirinya nekat ikut membobol rumah korban karena ingin membeli pakaian. Tersangka dan rekannya menggunakan modus mengetuk rumah korban terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada penghuninya.
Mengetahui tak ada pemiliknya, tersangka mencongkel pintu depan. Tersangka berhasil mengambil perhiasan, playstation (PS) dan sejumlah barang elektronik lain senilai Rp 6 juta.
"Waktu itu sempat tepergok satpam perumahan. Satpam itu kami ancam, habis itu saya lari panjat pagar rumah. Ajinal ditangkap warga," ujarnya.
Kasubdit III Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Hans Rahmatullah mengatakan, tertangkapnya tersangka berdasarkan pengembangan tersangka sebelumnya yang diringkus usai tepergok beraksi.
Pemilik rumah adalah seorang jaksa yang sedang bekerja di Kejaksaan Negeri Palembang. Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman di atas lima tahun penjara.
"Barang bukti dari tersangka Robert tidak ada karena sudah habis, lagi pula kejadiannya lebih setahun, tapi dia mengakui," tukasnya.