JK Cerita Tentang Kepemimpinan Era Soeharto, SBY dan Jokowi
Salah satu peserta menanyakan pendapat JK terkait kepemimpinan yang terbaik di antara Presiden ke-2 Soeharto, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjawab pertanyaan dari peserta dari alumni Ikatan Pendidikan Dan Latihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Lembaga Administasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Selasa (5/3).
Salah satu peserta menanyakan pendapat JK terkait kepemimpinan yang terbaik di antara Presiden ke-2 Soeharto, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 Joko Widodo.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
"Saya hanya ingin membandingkan tiga kepemimpinan bapak Soeharto, SBY, Jokowi? Menurut bapak dengan kondisi kebangsaan yang ada sekarang dan kondisi global yang ada sekarang kepemimpinan model siapa di antara tiga presiden kita yang terbaik untuk memimpin negeri ini lima tahun kedepan?" tanya salah satu peserta kepada JK di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta Pusat, Selasa (5/3).
JK pun menjelaskan pertanyaan tersebut paling sulit. Sebab pertanyaan tersebut membicarakan terkait kepemimpin era berbeda. Dia menjelaskan, di era Soeharto yang menjabat selama 33 tahun, berawal sangat demokratis. Pemilu, kata JK berjalan dengan baik.
"Tapi setelah kepentingan-kepentingan yang berbeda dari masyarakat, monopolistik ada yang banyak terjadi nepotisme, ada arena proyek-proyek maka terjadi krisis. Maka pak Harto, jadi dalam kondisi seperti itu Pak Harto lebih otoriter. Tapi memang tiga pemimpin di ASEAN hampir sama. Pak Harto, Mahathir, Lee Kuan Yew, dan juga (Ferdinand) Marcos di Filipina," papar JK.
"Kita tahu mereka dekat, tapi dua tidak melakukan nepotisme. Tapi tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang terbuka," lanjut JK.
Lalu pemerintahan SBY, dia menjelaskan, di eranya bersama SBY sangat demokratis. JK mengklaim karena pemerintahan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut dwi fungsi ABRI hilang.
"Jadi segala proses transisional, demokrasi yang terbuka sekali," kata JK.
Kemudian era Jokowi, pemerintahan, kata dia, sangat peduli. Dia menjelaskan kepemimpinan Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sangat tepat. Sebab Jokowi kata dia tidak otoriter.
"Nepotisme juga saya kira tidak, saya yakin. Karena anak beliau yang paling tua bisnisnya katering dan juga martabak, yang kedua jual pisang goreng jadi nggak ada hubungannya dengan pemerintah. Jadi dapat dikatakan dan tidak dalam kategori," kata JK.
Sebab itu, JK menjelaskan, setiap pemimpin negara memiliki kekuatan dan kelemahan.
"Waktu itu kita ingin bangkit, kalau mau demokrasi terbuka sulit. Maka terjadilah orde baru itu demokrasi yang terkontrol juga. Sama terjadi di Malaysia dan Singapura, tapi mereka tidak nepotisme. Jadi itu kalau ingin anda bandingkan. Saya ini punya tiga bos Presiden, bu Mega, SBY, Jokowi tidak ada orang Indonesia barang kali bosnya dalam artian langsung," ungkap JK.
Baca juga:
JK: Kita Saling Menghormati, Tidak Pernah Menyebut Kaum Lain Kafir
Wapres JK: Perbankan Harus Lakukan Inovasi Agar Tak Tergerus Fintech
Noda Merah Hukum di Era Jokowi-JK: Novel Baswedan dan Chuck Suryosumpeno
Wapres JK Sebut 3 'Kartu Sakti' Jokowi Akan Menaikkan Anggaran Bansos
Jusuf Kalla Soal Hoaks Jokowi Menang Tak Ada Azan: Di Mana Logikanya!
Ma'ruf Amin: Cawapres Jokowi Tetap Pak JK, Saya Ini Cuma Penggantinya
TKN Jokowi Nilai Pernyataan JK Soal Lahan Prabowo di Kaltim Bukan Untuk Membela