JK: Penyerang brimob di Masjid Falatehan bukan Islam yang benar
Aksi penyerangan terhadap polisi, lanjut JK, tidak lepas dari pengaruh internet. Sebab, para pelaku terdorong melakukan aksi teror setelah belajar dari internet.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyesalkan penyerangan dua anggota Brigade Mobil (Brimob) di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6). Menurutnya, pelaku tidak memahami Islam dengan benar.
"Dia sama-sama salat, tiba-tiba dia tikam. Kalau dia Islam betul, masa orang ditikam. Jadi bukan Islam yang benar," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (4/6).
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menuturkan, pelaku sengaja menyerang polisi karena dinilai membatasi pergerakan mereka. Apalagi belakangan polisi kerap menangkap pelaku teror di Tanah Air.
Aksi penyerangan terhadap polisi, lanjut dia, tidak lepas dari pengaruh internet. Sebab, para pelaku terdorong melakukan aksi teror setelah belajar dari internet.
"Teknologi juga itu membuat menyebabkan orang radikal. Itu tandanya lone wolf itu. Karena yang mengajarkan itu bukan orang. Mereka membaca di internet dan sebagainya," ucap dia.
"Teknologi juga ada radikalismenya di dalam kan, di samping ada yang baik, ada pengajaran, pelajaran, ada juga porno, ada juga radikalisme. Jadi sampah masuk sampah keluar," sambungnya.
Guna mengantisipasi bertambahnya pelaku teror akibat teknologi, pemerintah menugaskan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk mendelete (menghapus) dan memblokir situs yang berbau radikal. Di samping itu, pemerintah mendorong warga untuk fokus pada pekerjaan sehingga tidak mudah terpengaruh teknologi.
Baca juga:
Balas dendam jadi alasan teroris serang polisi
Penikam dua anggota Brimob selalu bilang ISIS dan Khilafah baik
Mendagri: Kawan & lawan sulit dilihat, salat saja ada yang mengancam
DPR: Deradikalisasi harus massif ke kelompok rentan disusupi teroris
Fadli Zon: Kita jelas kutuk terorisme, itu tindakan biadab!
Polri sebut tes DNA penusuk Brimob di masjid identik dengan kakaknya
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Mengapa Jusuf Kalla bingung dengan penetapan Karen Agustiawan sebagai terdakwa? Saya juga bingung kenapa dia jadi terdakwa, bingung karena dia menjalankan tugasnya," kata JK.