JK sebut masa depan bangsa tergantung kesehatan bayi
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin rapat pleno Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pleno ini membahas penanganan masalah anak kerdil (stunting). Anak kerdil yang dimaksud adalah kondisi tubuh anak balita menjadi lebih pendek dari usianya akibat kekurangan gizi kronis.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin rapat pleno Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pleno ini membahas penanganan masalah anak kerdil (stunting). Anak kerdil yang dimaksud adalah kondisi tubuh anak balita menjadi lebih pendek dari usianya akibat kekurangan gizi kronis.
"Kita bicara dan memutuskan untuk masa depan bangsa karena masa depan itu tergantung kelahiran bayi kemudian kesehatannya. Kita tidak ingin menciptakan bangsa yang kerdil karena itu ini perlu diperbaiki," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (9/8).
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, pleno ini fokus pada upaya perbaikan gizi anak kerdil. Program penanganan anak kerdil akan dipentaskan di 100 kabupaten/kota.
"Kalau di tahun 90-an kan ada program 4 sehat lima sempurna, sekarang kita berharap program gizi seimbang itu kembali bisa digalakkan, ditingkatkan, dengan melibatkan hampir 12 kementerian dan lembaga," jelasnya.
Program percontohan ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 600 triliun. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menambahkan, titik penanganan gizi anak kerdil ini bertambah dari sebelumnya 50 titik menjadi 100 titik. Hal itu disebabkan masih banyaknya kawasan yang dianggap kesulitan mendapatkan air bersih.
"Tadi kita lihat ada 100 lokasi yang memang masih tinggi dan sensitif misalnya akses air bersih, sanitasi, tidak ada. Nah itu disinkronkan. Istilahnya sih keroyokan baik dari Kemenkes, PU Pera, Kemendes, sosial kita gabung," ucapnya.
Dengan digalakkan program penanganan gizi anak kerdil ini diharapkan ada penurunan angka kekerdilan anak di Tanah Air.