JK Tegaskan Tidak Ada Gunanya Mudik Sekarang, Pemudik akan di Karantina
Menurut JK, langkah tidak mudik adalah cara mengurangi Covid-19. Dia bilang, kasus Covid-19 ini lebih parah dibandingkan dengan kejadian bencana alam sekelas tsunami.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyampaikan, bahwa mudik bukan menjadi hal penting saat masa wabah Covid-19 ini. Menurutnya, mudik akan sia-sia lantaran setiap daerah sudah serentak menerapkan PSBB atau mengkarantina warga yang berasal dari kota-kota besar.
Maka dari itu, JK menilai, mudik yang biasanya hanya seminggu akan habis di masa karantina yang mencapai empat belas hari.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
"Tidak ada gunanya mudik sekarang, mau dilarang atau tidak, karena semua daerah sudah memberikan aturan kalau datang dari kota besar. Jadi buat apa mudik? Keluar dari situ (tempat karantina) balik lagi (ke kota)," ujar JK saat mengikuti Rapat Pleno online Dewan Pertimbangan MUI, Rabu (22/04).
Menurut JK, langkah tidak mudik adalah cara mengurangi Covid-19. Dia bilang, kasus Covid-19 ini lebih parah dibandingkan dengan kejadian bencana alam sekelas tsunami.
Bencana alam separah apapun, lanjut JK, biasanya akan ditangani pada bagian akibat. Misalnya para korban yang berjatuhan. Namun Covid-19 ini bukan hanya akibat yang harus ditangani, namun juga penyebab yang terus muncul.
"Sekarang ini, sebab dan akibatnya harus diselesaikan bersama, harus ada prioritas bersama-sama kita selesaikan," ujar JK.
JK menerangkan, Covid-19 ini bukan lagi sekadar wabah, namun sudah menjadi teror dunia. Menurutnya, tidak ada satu pun negara di dunia yang 100 persen bisa mengatasi ini. Bahkan, sekelas China yang semula dikira berhasil, ternyata kini kembali khawatir dengan yang mereka sebut sebagai kasus Covid-19 impor. Bagi JK, musibah ini sangat keras karena menyangkut segala aspek kehidupan.
"Apapun yang kita kerjakan, entah itu ekonomi, ibadah, tidak akan bisa selesai tanpa menyelesaikan sebab. Apapun yang diberikan kepada masyarakat hanya mengisi supaya masyarakat tetap semangat, apapun yang kita lakukan, tidak bisa tanpa mengurangi sebab," kata dia.
"Waktunya kita bersatu melawan ini, kita bersama-sama, khususnya umat ini, bagaimana masing-masing menjaga kedisiplinan memakai masker dan jarak," imbuhnya.
JK menambahkan, beberapa ahli memprediksi bahwa puncak Covid-19 berlangsung pada bulan Mei ini. Menurutnya, dengan menjadi puncak, maka akibat yang ditimbulkan semakin besar. Bukan hanya dari sisi kesehatan dengan berjatuhannya korban, namun juga dari sisi ekonomi akan sangat terasa.
Apalagi dengan struktur penduduk yang mayoritas beragama Muslim, maka akan semakin banyak Muslim yang terkena imbas Covid-19.
JK pun mendorong berbagai lembaga amil zakat, infak, maupun sedekah (ZIS) bahu membahu membantu sesama Muslim. Bila tidak, maka akan timbul masalah keamanan seperti penjarahan di banyak tempat.
"Ini bulan Mei banyak yang memperkirakan puncaknya, berarti puncaknya PHK, kemiskinan, dan kekurangan makanan, maka bagaimana kita bersama-sama mengefektifkan ziswaf bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid," katanya.
"Kalau tidak, akan timbul masalah keamanan, kalau tidak makan ya bisa terjadi berbagai macam-macam seperti tahun 1998, ketika masyarakat tidak bisa makan, maka terjadi penjarahan atau apapun di banyak tempat," tegas JK.
Baca juga:
Kemenhub Soal Larangan Mudik: Bila Bukan Mobil Logistik, Dilarang Masuk Tol
Polisi Bakal Usir Pemudik Masuk ke Wilayah Sumsel
WNI di Luar Negeri Juga Dilarang Mudik ke Tanah Air
GOR Purwokerto Diubah Jadi Tempat Karantina Perantau yang Nekat Mudik
Pembatasan Jalan Tol Terkait Larangan Mudik Berlaku 24 April
Jokowi Larang Masyarakat Mudik, FX Rudy Sebut 'Ya VVIP jangan ke Solo Dulu'