Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Apa yang diungkap oleh Wakil Menteri Kesehatan? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
-
Bagaimana cara dokter menjaga kesehatan? "Saya seorang dokter dan berikut adalah lima hal yang tidak saya lakukan, atau tidak lagi saya lakukan, demi kesehatan saya. Yang pertama adalah mengonsumsi alkohol. Tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk kesehatan kita," katanya dalam unggahan video.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengisi kekosongan dokter umum dan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
"Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
- Aturan Baru Diteken Jokowi: Dokter Asing Boleh Praktik di Indonesia, Tapi Ada Syaratnya
- Jokowi Soroti Tak Ada Dokter Spesialis Jantung hingga Kanker di RSUD Tamiang Layang
- Presiden Jokowi: 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Pulau Jawa
- Presiden Jokowi Berharap Prabowo-Gibran Bisa Selesaikan Masalah Kesehatan
"Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampe di kabupaten/kota, sudah sampe di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya yang tidak ada," sambungnya.
Jokowi mengaku banyak mendapat keluhan soal tak adanya dokter spesialis di daerah, khususnya provinsi kepulauan. Dia menyampaikan hal ini menjadi pekerjaan besar pemerintah untuk menyediakan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
"Rasio dokter berbanding penduduk kita. Saya kaget, saya tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000, peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali. Di ASEAN kita peringkat 9. Berarti masuk 3 besar tapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya," jelasnya.
Tak hanya itu, Jokowi menuturkan pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Menurut dia, jumlah dokter spesialis tersebut sangat kurang sekali untuk Indonesia.
Terlebih, kata Jokowi, distribusi dokter spesialis di daerah juga tak merata. Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa.
"Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia meminta Kemenkes membuat terobosan untuk memperbanyak dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya, dengan memaksimalkan 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit.
"2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional," tutur Jokowi.